Mukomuko (Antara) - Para petani kelapa sawit di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mempertanyakan penyebab anjloknya harga jual komoditas perkebunan tersebut dari Rp800 menjadi Rp700 per kilogram.

"Petani sekarang ini menjerit. Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit turun sampai Rp700 per kilogram," kata petani kelapa sawit dari Kelurahan Bandar Ratu, Jumaidi, di Mukomuko, Minggu.

Ia mengungkapkan, ini adalah sebuah penomena yang sering kali terjadi di daerah itu. Terjadi setiap ada hajatan atau peringatan hari besar daerah dan nasional.

Katakanlah, katanya, setiap mau mengadakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), harga TBS kelapa sawit pasti turun. Padahal harga minyak mentah kelapa sawit dunia normal.

"Ada apa sebenarnya dengan investor perusahaan pengolahan minyak mentah kelapa sawit di daerah ini?. Menekan harga sawit," ujarnya didampingi rekan-rekannya.

Ia minta, semua pihak di daerah itu, yakni media massa, lembaga swadaya masyarakat, akademisi, dan instansi terkait di pemerintahan baik daerah maupun pusat dapat mengkaji permasalahan tersebut.  

Petani berharap agar permasalahan ini cepat diselesaikan. Jangan sampai kondisi ini membuat kehidupan ekonomi keluarga petani di daerah itu semakin sulit.

Dikatakan, sementara harga pupuk di kios saat ini masih tetap mahal. Meskipun menggunakan pupuk belum tentu hasil panen sawit meningkat.

"Petani mau pupuk yang harganya murah hasil sawit meningkat," ujarnya. ***3***

Pewarta: Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015