Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana akan meninjau tujuh desa di Kabupaten Bengkulu Tengah yang dilanda banjir bandang akibat luapan Sungai Rindu Hati.
"Tim dari BNPB akan meninjau lokasi banjir besok (5/5) untuk mengumpulkan data dan kerugian material akibat banjir bandang," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu Damin di Bengkulu, Jumat.
Ia mengatakan hingga saat ini BPBD Kabupaten Bengkulu Tengah masih mengumpulkan data kerusakan dan kerugian materil di tujuh desa yang dilanda banjir bandang itu.
Sekretaris BPBD Kabupaten Bengkulu Tengah Edi Bakhtiar mengatakan sebagian besar kerugian dialami petani sawah dan peternak kerbau. Tujuh desa tersebut yakni Desa Tanjung Raman, Sukarami, Taba Penanjung, Taba Teret, Air Sulau, Rindu Hati dan Taba Baru Kecamatan Taba Penanjung.
"Ternak kerbau yang ikut hanyut terbawa arus sungai diperkirakan mencapai 50 ekor dan satu ekor sudah ditemukan dalam kondisi mati," katanya. Sedangkan kerugian materi lainnya yakni sawah yang tertimbun materi yang terbawa arus sungai yakni pasir dan kayu.
Sebagian areal sawah masyarakat masih dalam proses menunggu dipanen, namun banjir menyapu areal persawahan hingga menyebabkan petani gagal panen. "Kami sudah meminta masing-masing kepala desa agar mendata dan menghitung kerugian yang dialami warganya dan segera disampaikan kepada BPBD," tambahnya.
Data tersebut, kata dia, segera disampaikan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) setelah mendapat status tanggap darurat. Warga Desa Tanjung Raman, Ramaipah mengatakan dua bidang areal persawahannya terendam banjir dan tertimbun materi tanah dan pasir yang dibawa arus sungai.
"Padinya sudah mulai menguning, sekitar dua minggu lagi akan dipanen tapi sudah disapu banjir," katanya dengan nada sedih. Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Bengkulu Tengah Mizi mengatakan banjir yang melanda tujuh desa itu akan mengganggu produksi padi masyarakat setempat.
"Rawan bencana alam menjadi salah satu kriteria daerah rawan pangan dan tujuh desa ini akan dimasukkan karena banjir sudah mengganggu produksi pangan lokal," katanya.
Badan Ketahanan Pangan belum bisa menyimpulkan luas areal persawahan berisi padi siap panen yang tertimbun material yang terbawa arus sungai berupa tanah dan pasir.(rni)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Tim dari BNPB akan meninjau lokasi banjir besok (5/5) untuk mengumpulkan data dan kerugian material akibat banjir bandang," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu Damin di Bengkulu, Jumat.
Ia mengatakan hingga saat ini BPBD Kabupaten Bengkulu Tengah masih mengumpulkan data kerusakan dan kerugian materil di tujuh desa yang dilanda banjir bandang itu.
Sekretaris BPBD Kabupaten Bengkulu Tengah Edi Bakhtiar mengatakan sebagian besar kerugian dialami petani sawah dan peternak kerbau. Tujuh desa tersebut yakni Desa Tanjung Raman, Sukarami, Taba Penanjung, Taba Teret, Air Sulau, Rindu Hati dan Taba Baru Kecamatan Taba Penanjung.
"Ternak kerbau yang ikut hanyut terbawa arus sungai diperkirakan mencapai 50 ekor dan satu ekor sudah ditemukan dalam kondisi mati," katanya. Sedangkan kerugian materi lainnya yakni sawah yang tertimbun materi yang terbawa arus sungai yakni pasir dan kayu.
Sebagian areal sawah masyarakat masih dalam proses menunggu dipanen, namun banjir menyapu areal persawahan hingga menyebabkan petani gagal panen. "Kami sudah meminta masing-masing kepala desa agar mendata dan menghitung kerugian yang dialami warganya dan segera disampaikan kepada BPBD," tambahnya.
Data tersebut, kata dia, segera disampaikan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) setelah mendapat status tanggap darurat. Warga Desa Tanjung Raman, Ramaipah mengatakan dua bidang areal persawahannya terendam banjir dan tertimbun materi tanah dan pasir yang dibawa arus sungai.
"Padinya sudah mulai menguning, sekitar dua minggu lagi akan dipanen tapi sudah disapu banjir," katanya dengan nada sedih. Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Bengkulu Tengah Mizi mengatakan banjir yang melanda tujuh desa itu akan mengganggu produksi padi masyarakat setempat.
"Rawan bencana alam menjadi salah satu kriteria daerah rawan pangan dan tujuh desa ini akan dimasukkan karena banjir sudah mengganggu produksi pangan lokal," katanya.
Badan Ketahanan Pangan belum bisa menyimpulkan luas areal persawahan berisi padi siap panen yang tertimbun material yang terbawa arus sungai berupa tanah dan pasir.(rni)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012