Mukomuko (Antara) - Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, berharap pihak perbankan memberikan keringanan bagi petani yang terpuruk sejak harga buah sawit turun dalam membayar cicilan utangnya.

"Kita prihatin. Dengan kondisi saat ini. Bisa saja bertambah jumlah warga miskin. Karena mayoritas warga setempat berkebun sawit. Dan banyak dari mereka berutang membuka kebun jadi kita minta bank beri mereka keringanan," kata Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Mukomuko, Sardiman, di Mukomuko, Kamis.

Ia mengatakan hal itu menyusul masih rendahnya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di tingkat pabrik kelapa sawit (PKS) di daerah itu, yakni Rp700 per kilogram di PKS PT Mukomuko Indah Lestari.

Dikatakannya, kalau bisa dalam kondisi sekarang ini petani yang berutang di bank itu cukup mencicil bunganya saja. Sedangkan pokoknya belum dibayar.

Kalau harga TBS kelapa sawit naik, ia yakin, petani setempat pasti mampu untuk membayar cicilan utang pokok dan bunganya.

"Saat ini jangankan mau mencicil utang untuk biaya kebutuhan sehari-hari petani saja masih kurang," ujarnya.

Ia mengatakan, alasan petani kebun kelapa sawit meminjam uang ke bank selain untuk memperluas lahan perkebunannya, ada juga yang untuk membangun rumah, dan membeli kendaraan.

"Petani tidak bisa mendapatkan uang hanya menunggu hasil panen buah sawit saja, sehingga mereka meminjam ke bank. Uang itu juga untuk membeli bibit sawit dan pupuk," ujarnya.

Namun, katanya, dalam sebulan ini tidak ada petani yang membeli pupuk. Dan boleh dicek  penjualan pupuk di Kecamatan Penarik sepi. Karena petani memupuk tanamannya berdasarkan hasil.

Ia menerangkan, harga TBS kelapa sawit sebesar Rp700 per kilogram itu di tingkat pabrik kelapa sawit. Sedangk di tingkat petani yang punya lahan perkebunan jauh dari jalan hanya dapat Rp400 per kilogram.(Adv)

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015