Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk waspada terkait penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Kota Bengkulu Joni Haryadi Thabrani menerangkan, pada Januari 2024 kasus DBD tercatat sebanyak 11 kasus sedangkan pada Januari 2023 ada enam kasus.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Kota Bengkulu Joni Haryadi Thabrani menerangkan, pada Januari 2024 kasus DBD tercatat sebanyak 11 kasus sedangkan pada Januari 2023 ada enam kasus.
"Kasus DBD di Bengkulu pada Januari 2024 tercatat ada 11 kasus. Oleh karena itu kita minta agar masyarakat Kota Bengkulu waspada terhadap DBD karena saat ini telah memasuki musim penghujan," kata dia di Kantor Dinkes Kota Bengkulu, Senin.
Masyarakat juga diminta untuk menjaga kebersihan lingkungan, menerapkan pola hidup sehat, tidak membiarkan barang-barang yang dapat menampung air berada di luar rumah serta membersihkan penampungan air di kamar mandi untuk dibersihkan seminggu sekali.
Serta jika terdapat benda-benda atau sampah yang tidak dapat dibuang maka disarankan untuk menguburkannya agar tidak menjadi sarang nyamuk penyebab DBD.
Lanjut Joni, terjadinya peningkatan kasus DBD di Kota Bengkulu disebabkan karena jumlah penduduk yang bertambah atau lingkungan masyarakat yang kurang bersih.
Untuk itu, Dinkes Kota Bengkulu terus melakukan penyuluhan kepada masyarakat guna mengantisipasi adanya kasus DBD dan masyarakat juga dapat menerapkan 5M yaitu mengubur barang bekas yang dapat menampung air, menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi atau penampungan air minimal dua kali dalam satu minggu.
Kemudian, menaburkan bubuk abate di tempat penampungan air yang sulit dibersihkan dan mengganti air di vas bunga serta masyarakat dapat menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi gizi seimbang dan agar tidak terjadi demam berdarah.
Joni menyebutkan, pihaknya juga akan melakukan fogging atau pengasapan jika ditemukan pasien yang positif terkena DBD dengan disertai hasil laboratorium.
Namun, pihaknya akan minimalisir penggunaan pengasapan untuk membasmi jentik nyamuk sebab cairan yang digunakan terdapat zat-zat yang berbahaya untuk masyarakat dan lingkungan.
Sebab alat untuk melakukan pengasapan menggunakan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar yang menyebabkan tanaman mati dan menimbulkan iritasi bagi manusia jika terkena kulit.
Oleh karena itu, untuk menggunakan alat fogging di suatu wilayah harus ditemukan dua atau lebih kasus masyarakat yang terinfeksi penyakit DBD.
Sebelumnya, sejak Januari hingga Desember 2023 kasus DBD di Kota Bengkulu yang telah terkonfirmasi sebanyak 48 kasus.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024