Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Kota Bengkulu Joni Haryadi Thabrani di Bengkulu, Senin, menerangkan bahwa penyuluhan tersebut, masyarakat juga diminta untuk menerapkan 5M yaitu mengubur barang bekas yang dapat menampung air, menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi atau penampungan air minimal dua kali dalam sepekan.
"Masyarakat juga diminta menaburkan bubuk abate di tempat penampungan air yang sulit dibersihkan dan mengganti air di vas bunga serta masyarakat dapat menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi gizi seimbang agar tidak terjangkit demam berdarah," ujar dia.
Kemudian, masyarakat Kota Bengkulu juga harus menjaga kebersihan lingkungan, menerapkan pola hidup sehat, tidak membiarkan barang-barang yang dapat menampung air berada di luar rumah dan membersihkan penampungan air di kamar mandi seminggu sekali.
"Jika terdapat benda-benda atau sampah yang tidak dapat dibuang maka disarankan untuk menguburkan nya agar tidak menjadi sarang nyamuk penyebab DBD," sebut dia.
Selain itu, pihaknya terus memberikan pemahaman melalui sosialisasi kepada masyarakat di setiap puskesmas yang ada di Kota Bengkulu Bengkulu terkait penanganan kasus DBD.
Dinkes Kota Bengkulu terus melakukan penyuluhan meskipun selama Mei 2024 kasus DBD di wilayah tercatat sebanyak 28 kasus.
"Kita berharap mudah-mudahan wabah DBD akan segera berlalu sehingga masyarakat tidak perlu khawatir terkena DBD," kata dia.
Sementara itu, Dinkes Kota Bengkulu meminimalisir penggunaan pengasapan untuk membasmi jentik nyamuk sebab cairan yang digunakan terdapat zat-zat yang berbahaya untuk masyarakat dan lingkungan.
Sebab, alat untuk melakukan pengasapan menggunakan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar yang menyebabkan tanaman mati dan menimbulkan iritasi bagi manusia jika terkena kulit.
"Kami akan melakukan fogging atau pengasapan jika ada ditemukan dua atau lebih kasus masyarakat yang terinfeksi penyakit DBD dengan disertai oleh hasil laboratorium," kata Joni.*