3M plus tersebut yaitu menguras penampungan air, menutup penampungan air, dan mendaur ulang barang bekas agar tidak menjadi sarang nyamuk jenis nyamuk jenis Aedes Aegepti.
"Kami (Dinkes) meminta agar masyarakat untuk menerapkan pola 3M guna mencegah kembangbiak dan menghindari sarang nyamuk di sekitar rumah," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Provinsi Bengkulu Ruslian di Bengkulu, Sabtu.
Ia menyebutkan pemerintah juga berupaya untuk mengurangi penyebaran kasus DBD, seperti melakukan pemberantasan sarang nyamuk di wilayah dengan kasus DBD yang tinggi.
Selain itu pihaknya juga meminta agar masyarakat waspada sebab cuaca yang tidak menentu, berpotensi memicu perkembangan nyamuk yang dapat menjadi penyebab penyakit DBD.
Hal senada juga disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Kota Bengkulu Joni Haryadi Thabrani bahwa penyebab tingginya kasus DBD di wilayah tersebut disebabkan faktor cuaca yang tidak menentu sejak beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan cuaca menjadi pengaruh yang besar penyebaran DBD sebab cuaca hujan, kemudian berhenti, membuat kenangan air di mana mana.
"Nyamuk DBD sangat suka dengan genangan air yang ada di lingkungan perumahan, sebab bisa membantu penyebaran jentik nyamuk DBD," kata dia.
Oleh karena itu pihaknya terus memberikan pemahaman melalui sosialisasi kepada masyarakat pada setiap puskesmas yang ada di Kota Bengkulu terkait penanganan kasus DBD.
Selain itu pihaknya melakukan fogging atau pengasapan sesuai permintaan masyarakat, meskipun pengasapan hanya membantu untuk membunuh nyamuk dewasa.
Di sisi lain pihak puskesmas membentuk kader jentik yang akan datang ke rumah warga untuk melihat jentik-jentik nyamuk di bak mandi atau penampungan air lainnya di wilayah kerja masing masing.