Kabupaten Lebong diperkirakan tetap akan menjadi sentra produksi padi untuk Provinsi Bengkulu pada Januari hingga April 2024 ini.
 
"Kabupaten Lebong diprediksi produksinya mencapai 39.310 ton dalam bentuk gabah kering giling pada Januari-April 2024 ini," kata Kepala BPS Provinsi Bengkulu Win Rizal di Bengkulu, Senin.
 
Jumlah produksi Kabupaten Lebong tersebut jauh lebih besar dibandingkan dengan 8 kabupaten dan 1 kota di Provinsi Bengkulu.
 
Kabupaten yang menempati posisi kedua penghasil padi Bengkulu yakni Bengkulu Selatan, dengan produksi 9.943 ton, jaraknya cukup jauh dibandingkan dengan Kabupaten Lebong.
 
Selanjutnya, Kabupaten Kaur dengan produksi sebesar 9.141 ton, Seluma 8.574 ton, Kabupaten Rejang Lebong dengan produksi 8.303 ton dan Kepahiang 6.623 ton gabah kering giling.
 
Sementara, 3 kabupaten dan 1 kota lainnya pada caturwulan pertama 2024 ini diperkirakan produksi padinya hanya berkisar 100-3.000 ton saja.
 
Kemudian, Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu menyebutkan produksi padi daerah berjuluk Bumi Rafflesia itu pada 2023 mencapai 286.684 ton dalam bentuk gabah kering giling.
 
"Produksi padi pada 2023 yaitu sebesar 286.684 ton (GKG), mengalami kenaikan sebanyak 5.074 ton atau 1,80 persen dibandingkan produksi padi di 2022 yang sebesar 281.610 ton (GKG)," kata dia.
 
Meskipun Provinsi Bengkulu pada 2023 terdampak El-Nino yang terjadi hampir sepanjang tahun, ternyata tanah kelahiran ibu negara pertama Fatmawati Soekarno itu tetap mencatatkan kenaikan produksi padi.
 
Luas lahan yang panen pada 2023 mengalami kenaikan, dan hal itu pula lah yang ikut mendorong produksi padi Bengkulu sedikit lebih baik dibandingkan dengan 2022.
 
"Luas panen padi pada 2023 mencapai sekitar 57.877 hektare, mengalami kenaikan sebanyak 725 hektare atau 1,27 persen dibandingkan luas panen padi di 2022 yang sebesar 57.152 hektare," ujarnya.

Pewarta: Boyke Ledy Watra

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024