Bengkulu (Antara) - Petani Kabupaten Bengkulu Tengah bersyukur hujan mulai turun setelah kemarau panjang, dan berharap mampu memadamkan kebakaran lahan di perkebunan mereka.

Salah seorang pemilik kebun, Nurianto, di Bengkulu, Senin, mengatakan hujan mulai mengguyur daerah tempat dia bermukim, yakni di Kecamatan Pondok Kelapa sejak Minggu.

"Kemarin hujan gerimis, sehingga apinya belum padam," kata dia.

Senin sore, hujan kembali mengguyur, intensitas cukup deras, hal itu diharapkan Nur mampu membuat api yang membakar bagian dalam tanah gambut bisa padam.

Pada Jumat (25/9), petugas pemadam kebakaran juga sudah menyiram api namun lahan yang bergambut apinya tidak kunjung padam. "Hanya hujan deras satu-satunya harapan kami untuk memadamkan api," ucapnya.

Menurut Kepala Desa Srikaton, Sarjoni, luas lahan yang terbakar di wilayahnya mencapai 10 hektare dan menimbulkan asap yang mengganggu warga.

"Sudah terbakar sejak sepuluh hari lalu, dan meluas karena tanah gambut. Lahan gambut itu kering akibat musim kemarau," kata dia.

Kondisi itu diperparah dengan angin kencang yang menerbangkan bunga api ke lokasi sekitar sehingga membuat lahan perkebunan sawit warga hangus terbakar.

"Tidak ada yang mengaku siapa pembakarnya, mungkin karena takut warga pemilik kebun akan minta ganti rugi," ujarnya.

Beberapa hari lalu ribuan warga Kota Bengkulu menggelar sholat minta hujan di Masjid Raya karena selama berbulan-bulan wilayahnya tidak disentuh hujan yang mengakibatkan lahan kering dan rawan kebakaran. ***4***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015