Bengkulu (Antara) - Bank Indonesia memprediksi harga komoditas utama dari perkebunan di Provinsi Bengkulu belum akan membaik hingga Februari 2016.

Menurut Deputi Kepala BI Perwakilan Provinsi Bengkulu, Christin Sidabutar di Bengkulu, Minggu, bahkan harga karet dan sawit daerah tersebut tidak akan mengalami kenaikan hingga Februari 2016.

"Pasar dari komoditas perkebunan kita sangat bergantung pada ekspor," kata dia.

Sedangkan di pasar dunia untuk dua komoditas perkebunan yakni sawit dan karet serta satu komoditas tambang, batubara mengalami penurunan permintaan.

"Berbanding terbalik dengan permintaan, komoditas tersebut over produksi," katanya.

Sampai awal 2016 kondisi harga karet, sawit dan batubara masih diprediksi lesu, oleh karena itu Bengkulu masih harus bersabar menunggu kondisi pasar global membaik.

"Kecuali kalau di Bengkulu memiliki industri turunan dari komoditas ini, sayangnya sampai sekarang belum ada," ucapya.

Padahal kata Christin, sangat banyak industri turunan dari komoditas sawit dan karet yang bisa dibangun, sehingga Bengkulu ke depan tidak harus bergantung dari sisi ekspor komoditas mentah ke negara tujuan semata.

"Contohnya sawit, ada ratusan turunan industri, jika di Bengkulu dibangun, maka harga komoditas ini lebih stabil, dan masyarakat petani menjadi sejahtera," ujarnya.***3***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015