Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Bengkulu memberikan pelatihan pertolongan dan pencarian atau SAR kepada 50 relawan dari Kabupaten Rejang Lebong, Kepahiang dan Lebong.

"Pelatihan ini dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan personel potensi dalam memberikan pertolongan cepat, tepat dan akurat kepada korban bencana," kata kepala Basarnas Bengkulu Muslikun Sodik saat pembukaan Diklat SAR yang dilaksanakan di Gedung Diklat Danau Mas Harun Bastari (DMHB) Rejang Lebong, Senin.

Dia menjelaskan, Diklat SAR tersebut dilaksanakan selama lima hari terhitung 10-15 Juni nanti, di mana pesertanya merupakan utusan dari berbagai instansi dan organisasi potensi SAR dari Kabupaten Rejang Lebong, Kepahiang dan Lebong.

"Para peserta yang mengikuti diklat ini agar manfaatkannya dengan baik, sehingga para peserta ini nantinya bisa menjadi garda terdepan dalam pencarian pertolongan korban bencana di wilayah masing-masing," terangnya.

Pihak Basarnas, kata dia, selain memberikan pelatihan juga akan mendirikan Unit Siaga Basarnas di Kabupaten Rejang Lebong, mengingat daerah itu masuk dalam salah satu daerah rawan bencana alam di Provinsi Bengkulu.

Keberadaan Unit Siaga Basarnas ini nantinya dapat bergerak cepat dalam upaya melakukan pencarian dan pertolongan korban bencana yang berkemungkinan terjadi di Kabupaten Rejang Lebong dengan melibatkan seluruh potensi yang ada.

Bupati Rejang Lebong Syamsul Effendi dalam kesempatan itu berterima kasih kepada Basarnas Bengkulu yang telah memberikan pelatihan potensi SAR di Kabupaten Rejang Lebong sehingga nantinya dapat menambah kemampuan dan keterampilan petugas dari OPD terkait dan relawan di lapangan.

"Pelatihan ini diharapkan dapat menambah kemampuan dan keterampilan para peserta, sehingga nantinya dapat memahami situasi dan kondisi di wilayah bencana, terutama dalam dalam mencari, menolong dan mengidentifikasi korban bencana," tegasnya.

Sedangkan Ketua Panitia Diklat Potensi SAR Agus Mujiono menambahkan, kegiatan itu melibatkan lima orang instruktur, empat asisten instruktur, satu orang supervisi, dua orang mentor, serta 18 orang panitia.

Menurut dia, para peserta diklat diberikan materi pelatihan terdiri dari substansi Basarnas, teknik pertolongan pertama, penilaian korban, pemindahan korban, bantuan hidup dasar dan resusitasi jantung, paru.

Sedangkan yang lainnya ialah materi tentang pendarahan dan syok, cedera jaringan lunak dan organ dalam, patah tulang, cedera kepala, dada, tulang belakang dan penggunaan KED. Penanganan luka bakar dan kedaruratan lingkungan, terapi oksigen, triage dan pembinaan fisik.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024