Mukomuko (Antara) - Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, tahun ini akan melanjutkan proyek pembangunan tiga titik jalan yang putus kontrak tahun 2015 karena pelaksana tidak mengerjakan sesuai waktu yang ditetapkan.
"Jalan itu akan dibangun lagi tahun ini menggunakan anggaran dari APBD perubahan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mukomuko, Apriansyah, di Mukomuko, Selasa.
Tiga paket proyek fisik itu, sebutnya, pembangunan jalan hotmix sepanjang 3,8 kilometer dengan anggaran sebesar Rp6,5 miliar. Dengan rincian pembangunan jalan hotmix sepanjang 1,6 kilometer di Kecamatan Air Rami.
Kemudian, lanjutnya, pembangunan jalan hotmix sepanjang 1,4 kilometer di Desa Pulai Payung, dan pembangunan jalan hotmix sepanjang 800 meter di Desa Semundam.
Ia mengungkap, ada beberapa penyebab sehingga tiga paket proyek itu tidak selesai dikerjakan, yakni karena kegiatan itu sudah dua kali tender tetapi tidak ada yang menawar. Pada tender ketiga baru ada pemenangnya.
Sehingga, lanjutnya, perusahaan yang mengerjakan proyek itu tinggal sedikit waktu untuk menyelesaikannya.
Selain itu, lanjutnya, rekanan pelaksana kegiatan itu mengalami kesulitan material batu pecah saat sedang berjalannya proyek fisik tersebut.
Ia menyebutkan, rata-rata fisik proyek itu baru selesai 50 persen. Harapannya kegiatan itu masuk dalam APBD perubahan 2016. ***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016
"Jalan itu akan dibangun lagi tahun ini menggunakan anggaran dari APBD perubahan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mukomuko, Apriansyah, di Mukomuko, Selasa.
Tiga paket proyek fisik itu, sebutnya, pembangunan jalan hotmix sepanjang 3,8 kilometer dengan anggaran sebesar Rp6,5 miliar. Dengan rincian pembangunan jalan hotmix sepanjang 1,6 kilometer di Kecamatan Air Rami.
Kemudian, lanjutnya, pembangunan jalan hotmix sepanjang 1,4 kilometer di Desa Pulai Payung, dan pembangunan jalan hotmix sepanjang 800 meter di Desa Semundam.
Ia mengungkap, ada beberapa penyebab sehingga tiga paket proyek itu tidak selesai dikerjakan, yakni karena kegiatan itu sudah dua kali tender tetapi tidak ada yang menawar. Pada tender ketiga baru ada pemenangnya.
Sehingga, lanjutnya, perusahaan yang mengerjakan proyek itu tinggal sedikit waktu untuk menyelesaikannya.
Selain itu, lanjutnya, rekanan pelaksana kegiatan itu mengalami kesulitan material batu pecah saat sedang berjalannya proyek fisik tersebut.
Ia menyebutkan, rata-rata fisik proyek itu baru selesai 50 persen. Harapannya kegiatan itu masuk dalam APBD perubahan 2016. ***3***
Editor : Musriadi
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016