Bengkulu (Antara) - Pemerintah Kota Bengkulu selama Februari 2016 telah melakukan pengasapan lingkungan warga sekitar 150 kali untuk menekan penyebaran nyamuk Aedes aegypti penyebar virus demam berdarah dengue.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Herwan Antoni di Bengkulu, Minggu, mengatakan masih banyak daftar tunggu rumah warga yang harus mendapatkan pengasapan.

"Tetapi harus dimengerti warga bahwa pengasapan bukan solusi," katanya.

Pengasapan hanya membunuh nyamuk, namun setelah itu tiga hari setelah pengasapan bahaya kembali muncul karena akan tumbuh nyamuk baru dari jentik yang sudah berkembang di wadah-wadah penampungan air warga.

"Jentik berkembang menjadi nyamuk, tidak mungkin selesai dengan pengasapan, harus ada kesadaran warga untuk membersihkan lingkungan," katanya.

Dinas Kesehatan Kota Bengkulu menyediakan bubuk abate secara gratis bagi warga untuk memusnahkan sebelum jentik menjadi nyamuk.

"Silahkan ambil ke kantor, gratis. Kalau ada kejadian jangan meributkan pengasapan, tetapi menjaga rumah agar jangan menjadi sarang nyamuk," ucapnya.

Untuk menekan potensi DBD, Dinas Kesehatan Kota Bengkulu membentuk satuan tugas juru pemantau jentik nyamuk (Jumantik) Aedes Aegypti, nyamuk penular penyakit demam berdarah dengue (DBD).

"Sekarang sedang kita sosialisasikan dan menentukan arena tugas Jumantik apakan satu orang satu RT atau satu kelurahan," ujarnya.

Sejumlah daerah yang memberlakukan juru pemantau jentik nyamuk ini terbukti berhasil menekan angka kasus DBD yang kian meningkat selama tiga bulan terakhir.

"Jadi sistemnya, jumantik ini akan datang ke rumah warga untuk melihat apakah ada jentik nyamuk atau tidak," katanya.

Jika ditemukan jentik nyamuk maka akan dikenakan sanksi berupa denda. Di daerah lain telah diterapkan sanksi tersebut, dengan nominal Rp100 ribu per jentik nyamuk yang ditemukan.

"Dengan begini kita bisa meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak membiarkan lingkungan menjadi sarang nyamuk," ujarnya.***4***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016