Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendukung upaya pelestarian aksara kaganga suku Rejang di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, yang dilakukan komunitas masyarakat di wilayah itu.

"Ini kegiatan lanjutan dari tahun lalu, tampaknya yang tahun ini lebih antusias. Kami sangat mendukung upaya pelestarian aksara kaganga yang sudah mulai dilupakan," kata Ratna Yunasih Staf Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat Kemendikbudristek pada kegiatan pelatihan aksara kaganga di Rejang Lebong, Senin.



Dia menjelaskan, kegiatan yang diinisiasi oleh Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Rejang Lebong ini dinilai sangat positif dalam rangka menumbuhkan kesadaran guna melestarikan aksara kaganga.

"Diharapkan dengan kegiatan ini dapat menumbuhkan ingatan kembali kepada apa yang sudah hampir terlupakan, generasi muda dapat terus mengingat dan melestarikannya," terang dia.

Selain itu dia juga berharap nantinya akan ada tindak lanjut atau follow up antara komunitas di sini dengan pemerintah daerah melalui OPD terkait, bagaimana pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan terkait dengan aksara kaganga.

"Kami bisa suport anggaran walau tidak banyak, tetapi sebetulnya adalah dari komunitasnya sendiri yang ada di sini. Kami tidak bisa fokus kepada satu daerah atau salah satu unsur kebudayaan daerah saja," tegasnya.



Pengurus Daerah AMAN Rejang Lebong Khairul Amin menyatakan, pihaknya menyelenggarakan kegiatan pelatihan atau workshop pembuatan media informasi dan edukasi berbasis aksara kaganga suku Rejang di Bengkulu, dilaksanakan di Balai Desa Seguring, Kecamatan Curup Utara dengan jumlah pesertanya mencapai 60 orang dengan waktu pelaksanaan 5-6 Agustus 2024.

"Jika tidak kita lestarikan seperti ini suatu saat akan habis, pupus, jadi harapan kami aksara kaganga ini bisa dilestarikan kalangan anak-anak muda. Kami sangat berterima kasih kepada Dirjen KMA Kemendikbudristek yang telah membantu kegiatan ini," ujarnya.

Menurut dia, pada kegiatan yang mereka laksanakan ini para pesertanya yang sebagian besar berasal dari kalangan anak muda dan sisanya pengurus Badan Musyawarah Adat (BMA) dari delapan desa antara lain Desa Air Lanang, Lubuk Kembang, Kayu Manis, Cawang Lama, Bandung Marga atau Jambu Keling, Seguring, Tanjung Beringin dan Kota Pagu.

"Pada kegiatan ini mereka diberikan pelatihan penulisan dari latin ke huruf kaganga melalui media digital. Ke depannya sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini kita akan membuat sekolah adat yang akan menjadi wadah untuk menerapkan adat dan budaya seperti ini," demikian Khairul Amin.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024