"Kalau untuk Merdeka Belajar semua program sudah terakselerasi terimplementasi (dengan baik di Bengkulu)," kata Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbudristek Nunuk Suryani di Bengkulu, Jumat.
Menurut dia, saat ini Provinsi Bengkulu sudah surplus guru penggerak yang menjadi tenaga pendidik untuk Kurikulum Merdeka. Tata kelola sekolah dan pendidikan pun juga sudah cukup baik untuk provinsi berjuluk Bumi Rafflesia tersebut.
"Seperti guru penggerak sudah surplus, untuk PPG (Pendidikan Profesi Guru) pra-jabatan dalam jabatan sudah banyak yang diangkat, semalam (terima informasinya) dalam dialog, dan ini adalah calon-calon yang siap seleksi PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) Oktober nanti," kata Nunuk Suryani.
Lebih lanjut, kata dia, Balai Guru Penggerak di Provinsi Bengkulu juga sudah menjalankan tugasnya melakukan pendampingan kepada guru-guru dalam implementasi Kurikulum Merdeka, pembelajaran, membimbing, dan melatih, guru penggerak agar nantinya menjadi kepala sekolah yang baik dalam mengimplementasikan Merdeka Belajar.
"Kemudian di pembelajarannya sendiri, saya melihat dan bertanya langsung masuk ke kelas-kelas bagaimana siswa belajar di Kurikulum Merdeka. Hampir semua siswa yang saya tanyakan secara acak mereka mengatakan pembelajaran menyenangkan," kata Nunuk Suryani.
Indikator-indikator tersebut, lanjut dia, menjadi bukti bahwa kebijakan Merdeka Belajar di tanah kelahiran ibu negara pertama Fatmawati Soekarno itu telah terimplementasi dengan baik.
"Jadi saya merasa senang ketika datang ke Bengkulu, ternyata implementasi Merdeka Belajar sudah berjalan dengan baik, meskipun ada laporan masih ada yang perlu diakselerasi yaitu guru-guru penggerak yang sudah diangkat, siap menjadi kepala sekolah, bisa diangkat segera menjadi kepala sekolah," ujar Nunuk Suryani.