Bengkulu (Antara) - Ketua Adat Banjar Santhi Muara Dipa Kota Bengkulu I Wayan Dharmayana mengimbau umat Hindu di daerah itu tidak ikut mengamati gerhana matahari total yang terjadi pada 9 Maret 2016 yang bertepatan dengan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1938.

"Umat Hindu sedang melakukan Nyepi jadi sebaiknya tidak ikut mengamati gerhana matahari total besok," katanya di Bengkulu, Selasa.

Ia mengatakan ada empat pantangan bagi umat Hindu saat melakukan puasa atau penyepian yakni tidak menyalakan lampu atau api (amati geni), tidak bepergian (amati lelungan), tidak mengadakan rekreasi, bersenang-senang atau hura-hura (amati lelanguan) dan tidak bekerja atau melakukan kegiatan (amati karya).

Dengan pantangan tersebut, menurutnya, umat Hindu tidak disarankan untuk mengamati gerhana matahari yang diperkirakan terjadi pada pukul 06.00 WIB.

"Pengamatan gerhana bertepatan dengan mulainya Hari Suci Nyepi yang dimulai pukul 06.00 WIB dan berlangsung selama 24 jam," katanya.

Menurut Wayan, gerhana matahari total yang terjadi bertepatan dengan Hari Raya Nyepi merupakan fenomena alam yang patut disyukuri.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Bengkulu, Rusdi Bakar mengatakan pemerintah memusatkan pengamatan gerhana matahari total di kompleks Benteng Marlborough, Kota Bengkulu.

"Masyarakat bisa mendatangi Benteng Marlborough untuk bersama-sama mengamati fenomena alam gerhana matahari total," kata Rusdi.

Ia mengatakan pemerintah daerah menyediakan teleskop dan kacamata khusus untuk mengamati gerhana yang dibagikan gratis kepada masyarakat.

Sejumlah pakar geofisika juga akan dihadirkan di lokasi tersebut untuk menjelaskan fenomena gerhana kepada masyarakat.

Selain di Benteng Marlborough, komunitas masyarakat juga mengadakan pengamatan gerhana di sejumlah lokasi lainnya seperti Danau Dendam tak Sudah, Pulau Tikus dan Bukit Kaba. ***4***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016