Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VII Bengkulu akan melakukan penanganan darurat untuk mencegah longsor sepanjang Sungai Manjuto di Desa Pondok Panjang, Kabupaten Mukomuko.
 
"BWSS sudah membuat perencanaan mengalihkan alur air sungai ke sisi kanan sehingga dinding tebing tidak longsor," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Mukomuko Apriansyah di Mukomuko, Selasa.
 
Ia mengatakan hal itu setelah berkoordinasi dengan pihak BWSS VII Bengkulu terkait penanganan bencana alam longsor yang terjadi sejak dua hari terakhir di Sungai Air Manjuto di Desa Pondok Panjang, Kecamatan V Koto.
 
Sejak terjadinya longsor di wilayah itu, sebanyak 15 rumah di sana terancam masuk sungai sehingga sudah ada warga yang mengungsi. Selain itu ada ancaman yang lebih besar karena arus sungai juga  terus menerus menggerus tebing dekat jalan provinsi.
 
Ia mengatakan, pengalihan alur sungai itu yang dilakukan oleh pihak BWSS itu merupakan penanganan sementara karena pembangunan bronjong tidak memungkinkan di lokasi tebing longsor tersebut.
 
Menurut pihak balai, katanya, pemberian bronjong di sana tidak memungkinkan karena tidak ditemukan tanah keras untuk menahan bronjong. 
 
Untuk itu, tambahnya, kalau dipasang bronjong pasti akan tenggelam, jadi ada alternatif pembangunan pengaman sungai secara permanen pada tahun 2025.
 
Ia mengatakan, untuk pembangunan bangunan pengaman sungai dirancang terlebih dahulu lalu diajukan anggarannya ke Pemerintah Pusat.
 
Sementara itu, katanya, Dinas PUPR Mukomuko, Dinas Perkim, dan BPBD sudah melakukan peninjauan dan survei ke lokasi, dan hasilnya merekomendasikan keluarnya status tanggap darurat dari Bupati.
 
Ia mengatakan, pihaknya juga mengundang perwakilan BWSS untuk melakukan kajian bagaimana langkah penanganan sementara.
 
Namun, menurut dia, pihak BWSS menginformasikan bahwa berdasarkan hasil survei dinyatakajtidak memungkinkan untuk dilakukan penanganan sementara.

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024