Bengkulu (Antara-IPKB) - Sebagi wujud kepedulian terhadap kesehatan reproduksi wanita, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bengkulu bersama lembaga swasta di daerah itu seminarkan kanker serviks.

Kepala Perwakilan BKKBN Bengkulu Maryana mengatakan, wanita perlu secara dini mengetahui risiko dan faktor penyebab terjangkitnya penyakit kanker serviks atau mulut rahim. Dengan pengetahuan tentang penyakit mematikan itu dapat risiko yang mungkin menghadang kelanjutan hidup wanita di Provinsi Bengkulu, katanya kepada wartawan di Bengkulu, akhir pekan ketiga April baru ini.

"Seminar kanker serviks dilaksanakan atas kerjasama BKKBN dan PT. Agricinal Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu pada 20/4," katanya.

Seminar tentang kanker mulut rahim yang tidak sedikit merenggut jiwa kaum hawa di tanah air itu diikuti ratusan wanita dari kalangan karyawan perusahan perkebunan di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara itu, ujar Maryana.

Menariknya, seminar yang digelar dalam rangka menyambut hari Kartini 2016 terdapat juga peserta kalangan remaja putri siswa SMA Yayasan Tenera yang dibawah asuhan PT. Agricinal.

Ketua yayasan Tenera, Agriani Novita kepada media mengatakan, seminar yang digelar kolaborasi dua institusi itu bertujuan untuk meningkatkan kesehatan reproduksi wanita khususnya keluarga karyawan di lingkungannya.

Baik kesehatan ibu-ibu maupun kesehatan reproduksi remaja wanita. 

Dengan pengetahuan tentang itu para wanita dapat menjaga dan melindungi reproduksi, katanya. Dengan itu pula akan terjaganya produktivitas karyawan.

"Tumbuhnya kualitas SDM juga ditunjang oleh kesehatan wanita." kata Agriani Novita.
Ia mengatakan, perlunya remaja mengetahui secara dini tentang kesehatan reprodusi agar dapat mencegah danmenghindari faktor-faktor penyebab terjangkitanya penyakit kanker serviks. 
 
Dalam seminar kanker pada perempuan itu, dr. RA. Yeni Warningsih mengatakan, kanker serviks adalah penyakit tumor ganas yang dapat menyebar (metastasis) ke organ-organ lain dan menyebabkan kematian. 

Disampaikan Yeni, risiko kanker serviks di Bengkulu sebesar 10 persen. Hal itu diketahui melalui hasil inspeksi visual asamasetat (IVA) pada 2015. "Dari 200 IVA sebanyak 10 mengarah pada kanker serviks," sebutnya.

Langkah awal mencegah beberapa penyakit yang mengancam produksi, perempuan perlu mengenali organ reproduksi.
Organ reproduksi wanita yang rentan terhadap kanker yakni payudara, Serviks (Leher rahim), Ovarium (Indung telur) dan Badan rahim (Endometrium).

Ia menyebutkan, faktor-faktor yang  meningkatkan risiko Kanker Leher Rahim (serviks) anatar lain : disebabkan oleh hubungan seks lebih dari satu orang, hubungan seks pertama dilakkan pada usia dibawah 20 tahun, faktor keturunan, menurunya kekebalan tubuh serta rokok baik perokok aktif maupun pasif.

Gejala penyakit kanker leher rahim, Stadium dini, pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati. "Itu sebabnya, wanita yang sudah aktif secara seksual amat dianjurkan untuk melakukan deteksi dini."

Gejala pada stadium lanjut, kata Yeni, terjadi perdarahan sesudah senggama, perdarahan spontan antara periode mens, merasakan nyeri panggul, nyeri ketika berhubungan seksual, keputihan yang berlebih dan tidak normal.

Dilanjutkan Yeni, perjalanan alamiah penyakit kanker Leher Rahim itu dapat berkembang dalam kurun 3-17 tahun dari tahap Displasia Ringan ke kanker serviks.

Adapun, sebelum terjadinya kanker serviks, akan mengalami beberapa tahap, displasia sedang, displasia keras, karsinoma insitu hingga pada kanker, ujarnya.

Kanker pada perempuan itu dapat disembuhkan dengan pencegahan primer melalui imunisasi HPV. Pencegahan Edukasi dengan menghindari faktor dan risiko.

Selain denga pencegahan primer dan eduksi, dapat juga dengan pencegahan sekunder, melakukan deteksi dini, memeriksakan diri secara teratur , minimal satu tahun sekali untuk dilakukan tes skrining terhadap Kanker Serviks ( tes Pap, tes IVA- inspeksi visual dengan aplikasi asam asetat, tes HPV).

Diakhiri Yeni, salah satu kunci penanggulangan kanker pada perempuan adalah dengan skrining atau deteksi dini. (rs)

Pewarta: Idris Chalik

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016