Bengkulu (Antara) - Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Bengkulu menambah penyuluh agama untuk berbagai kegiatan Ramadhan 1437 Hijriah di kampung halaman Yuyun, korban pemerkosaan dan pembunuhan 14 pria, di Kabupaten Rejang Lebong.

Pejabat Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu, Bustasar, di Bengkulu, Minggu, mengatakan kasus pemerkosaan yang menimpa Yuyun merupakan salah satu indikator bahwa di daerah itu telah terjadi degradasi sosial, moral dan keagamaan.

"Oleh karena itu perlu intensitas yang lebih tinggi untuk penyuluhan agama, dan demi mewujudkan itu kita menambah penyuluh agama, sekitar 10 persen dari jumlah yang ada saat ini di Kabupaten Rejang Lebong," kata dia.

Penyuluh agama jajaran Kanwil Kemenag Bengkulu untuk kabupaten itu kata Bustasar berjumlah sekira 285 orang. Mereka sudah siap untuk ditugaskan sebagai penyuluh di bulan Ramadhan setelah mendapatkan pendidikan dan latihan pada April 2016.

"Memang seluruh provinsi memerlukan penyuluh agama, tetapi kita juga harus memetakan daerah yang membutuhkan lebih banyak penyuluhan agama," katanya.

Selain penyuluhan agama bagi masyarakat, Kemenag Bengkulu, juga akan menggelar Pesantren Ramadhan di seluruh lembaga permasyarakatan yang ada di Provinsi Bengkulu.

"Kita ingin mereka nantinya jika keluar dan kembali bergabung dengan masyarakat sudah memiliki bekal yang lebih baik tentang agama atau lebih religius," kata dia.

Pesantren kilat tersebut akan digelar sejak satu Ramadhan 1437 Hijriah. Kegiatan digelar di dalam lingkungan lembaga permasyarakatan itu memanfaatkan bangunan masjid lapas atau gedung aula.

"Tidak hanya warga binaan anak-anak, yang dewasa juga. Sasaran kita yakni seluruh warga binaan," katanya.

Pesantren Ramadhan di lembaga permasyarakatan diharapkan menjadi terobosan memperbaiki nilai religius dan sosial masyarakat, mengingat semakin banyaknya kejadian-kejadian kriminal. ***4*** 

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016