Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan tren deflasi di Provinsi Bengkulu yang telah terjadi selama lima bulan berturut-turut bukanlah merupakan indikasi kelesuan ekonomi.
 
"Data deflasi itu masih bagus untuk ekonomi, dalam angka deflasi Bengkulu ini ada keseimbangan, ada sebagian komoditas yang bergerak naik, dan ada sebagian sebagian komoditas yang bergerak turun, ini artinya tidak perlu terlalu khawatir ini jangan-jangan kelesuan ekonomi, tidak," kata Kepala BPS Provinsi Bengkulu Win Rizal di Bengkulu, Jumat.

Dia mengatakan kalau ekonomi lesu deflasi terjadi di semua kelompok pengeluaran dan juga semua komoditas, atau bisa dikatakan dengan deflasi masif.
 
"Kalau kelesuan ekonomi itu betul-betul memang semua komoditas mengalami deflasi, sudah tidak ada gairah lagi transaksi perekonomian dan sebagainya," kata dia.
 
Ketika deflasi dikatakan tidak baik kata dia terjadi terus-menerus di semua komoditas, hal itu baru menggambarkan kondisi ekonomi sedang resesi.
 
"Tapi (di Bengkulu) ini terjadinya di beberapa komoditas saja, komoditas yang dulu naiknya luar biasa tingginya, kini mengalami deflasi, seperti cabai, memang sempat naik luar biasa tingginya, sekarang sebenarnya dalam proses normal," kata dia.
 
Selain itu, tren deflasi kata dia juga disebabkan adanya penyesuaian harga bahan bakar minyak. Penurunan harga BBM menyebabkan biaya produksi dan distribusi komoditas menjadi lebih rendah, sehingga terjadi penurunan harga.
 
"Jadi tidak perlu khawatir, perekonomian Bengkulu dalam keadaan baik. Kalau angka inflasi Bengkulu pun sampai akhir tahun jika melihat situasi saat ini akan berada dalam rentang target nasional 2,5 plus minus 1 persen yoy," ujarnya.
 
Provinsi Bengkulu pada Oktober 2024 kembali mengalami deflasi selama untuk kelima kalinya dalam lima bulan berturut-turut. Deflasi Bengkulu Oktober 2024 dicatat sebesar 0,09 persen.
 
Menurut Win Rizal pada Mei 2024, inflasi Bengkulu melebihi batas atas rentang target inflasi nasional, dengan nilai inflasi sebesar 3,71 persen (yoy).
 
Lebih lanjut, memasuki Juni 2024, Bengkulu mengalami deflasi bulanan, sebesar minus 0,04 persen. Kondisi tersebut membawa inflasi Bengkulu sedikit mengalami penurunan pada level 3,64 persen, namun masih sedikit di atas rentang target nasional.
 
Beralih ke Juli 2024, Bengkulu kembali mengalami deflasi bulanan, kali ini cukup dalam berada pada level minus 0,7 persen. Deflasi itu langsung menarik angka inflasi Bengkulu turun ke dalam rentang target nasional, bahkan turun 1,33 persen, dan berada pada level 2,31 persen (yoy).
 
Berikutnya pada Agustus, provinsi berjuluk Bumi Rafflesia itu kembali mengalami deflasi minus 0,18 persen (mtm). Angka tersebut memang sedikit mendorong inflasi daerah ke level 2,34 persen (yoy}, tetapi angka tersebut masih berada dalam target nasional.
 
Dan, lanjut dia pada September 2024 Bengkulu mengalami deflasi 0,28 persen atau inflasi minus 0,28 persen (mtm) sehingga membuat inflasi Bengkulu pada September ini menjadi sebesar 1,48 persen (yoy). Pada Oktober ini Bengkulu kembali mengalami deflasi 0,09 persen atau inflasi tahunannya menjadi 1,34 persen (yoy)

Pewarta: Boyke Ledy Watra

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024