Psikolog klinis di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Selatan Widya Sintia Sari, M.Psi memberikan tip mengendalikan stres dengan olah pernafasan yakni dengan cara mengambil nafas dan menghembuskan secara perlahan.
"Ubah rute ke kesadaran, pernapasan. Karena orang kalau lagi panik, kognitifnya shut down, tidak bisa berpikir. Jadi siapkan dulu otak kita untuk berpikir, bernapas dulu," kata dia di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Atur pola makan hingga kelola stres jadi kiat jaga kesehatan optimal
Dalam hal ini, seseorang dapat fokus dulu untuk menarik napas lalu menghembuskan secara perlahan selama setengah menit atau 10 kali siklus napas. Bagi Muslim, bisa juga berzikir.
Widya mengatakan menenangkan diri kala stres dengan fokus pada pernapasan membutuhkan latihan. Namun, saat sudah terbiasa melatih pernapasan, maka biasanya individu sudah dapat tenang kurang dari satu menit.
Baca juga: Kemenkes sebut pengendalian faktor risiko jadi kunci pencegahan stroke
Menurut dia, latihan teknik pernapasan ini dapat membantu individu melampiaskan atau menerapkan kebiasaan yang tidak sehat.
"Karena kadang-kadang ketika stres itu rute pikiran kita dari stressor itu langsung ke melampiaskan atau langsung ke kebiasaan yang tidak sehat. Ini yang perlu kita ubah. Ketika kita mau marah, kita langsung latih napasnya," jelas Widya.
Lalu, ketika sudah mulai tenang, langkah berikutnya adalah menyiapkan diri dengan pikiran positif. Mengucapkan pada diri sendiri bahwa sudah tenang juga bisa dilakukan.
Baca juga: Penyebab selalu merasa stres setiap mau berangkat kerja
"Nanti ketika kita sudah lumayan tenang nih, kita siapkan diri kita dengan pikiran yang positif. Oke, saya sudah cukup tenang, verbalkan karena kita harus mendengar suara kita sendiri dulu. Jadi setelah itu kan bisa berpikir, kalau sebelumnya tidak bisa," jelas Widya.
Stres secara umum, kata dia merupakan bagian dari pengalaman individu sehari-hari yang tak terhindarkan. Oleh karena itu, saat seseorang mengalami stres, maka ini hal normal.
Menurut Widya, stres psikologis adalah respon yang normal di tengah situasi yang abnormal.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
"Ubah rute ke kesadaran, pernapasan. Karena orang kalau lagi panik, kognitifnya shut down, tidak bisa berpikir. Jadi siapkan dulu otak kita untuk berpikir, bernapas dulu," kata dia di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Atur pola makan hingga kelola stres jadi kiat jaga kesehatan optimal
Dalam hal ini, seseorang dapat fokus dulu untuk menarik napas lalu menghembuskan secara perlahan selama setengah menit atau 10 kali siklus napas. Bagi Muslim, bisa juga berzikir.
Widya mengatakan menenangkan diri kala stres dengan fokus pada pernapasan membutuhkan latihan. Namun, saat sudah terbiasa melatih pernapasan, maka biasanya individu sudah dapat tenang kurang dari satu menit.
Baca juga: Kemenkes sebut pengendalian faktor risiko jadi kunci pencegahan stroke
Menurut dia, latihan teknik pernapasan ini dapat membantu individu melampiaskan atau menerapkan kebiasaan yang tidak sehat.
"Karena kadang-kadang ketika stres itu rute pikiran kita dari stressor itu langsung ke melampiaskan atau langsung ke kebiasaan yang tidak sehat. Ini yang perlu kita ubah. Ketika kita mau marah, kita langsung latih napasnya," jelas Widya.
Lalu, ketika sudah mulai tenang, langkah berikutnya adalah menyiapkan diri dengan pikiran positif. Mengucapkan pada diri sendiri bahwa sudah tenang juga bisa dilakukan.
Baca juga: Penyebab selalu merasa stres setiap mau berangkat kerja
"Nanti ketika kita sudah lumayan tenang nih, kita siapkan diri kita dengan pikiran yang positif. Oke, saya sudah cukup tenang, verbalkan karena kita harus mendengar suara kita sendiri dulu. Jadi setelah itu kan bisa berpikir, kalau sebelumnya tidak bisa," jelas Widya.
Stres secara umum, kata dia merupakan bagian dari pengalaman individu sehari-hari yang tak terhindarkan. Oleh karena itu, saat seseorang mengalami stres, maka ini hal normal.
Menurut Widya, stres psikologis adalah respon yang normal di tengah situasi yang abnormal.
Editor : Musriadi
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024