Bengkulu (Antara) - Wali Kota Bengkulu menyatakan tidak akan memberikan toleransi terhadap spekulan yang menimbun bahan pokok menjelang lebaran, pemerintah kota akan menindak tegas jika menemukan para spekulan ini.

Wali Kota Helmi Hasan, di Bengkulu, Kamis, mengatakan, Pemerintah Kota Bengkulu mulai intensif menggelar razia pedagang maupun para pelaku ekonomi yang dianggap berpotensi melakukan aksi penimbunan bahan pokok.

"Untuk intervensi pasar agar harga tetap stabil itu merupakan kebijakan pemerintah pusat, sementara kami di daerah bertugas memastikan rantai distribusi tidak tersendat, contohnya karena aksi penimbunan," kata dia.

Razia serta inspeksi mendadak ke pelaku ekonomi dan pasar kata dia akan ditingkatkan saat memasuki minggu ke tiga puasa Ramadhan 1437 Hijriah.

"H-14 merupakan masa yang riskan terhadap kebutuhan barang, kalau ada pelaku yang ditemukan, akan kita serahkan ke polisi untuk ditindak sesuai pelanggaran pidana," kata dia lagi.

Dengan menjaga distribusi barang kebutuhan masyarakat tetap lancar, kata wali kota, diharapkan membuat perekonomian utamanya angka inflasi tidak naik tinggi.

"Setiap momen puasa dan lebaran lumrah ada kenaikan inflasi karena kebutuhan masyarakat meningkat, tetapi kita berupaya kenaikan inflasi itu bisa dikontrol," katanya.

Sementara itu, Bank Indonesia memprediksi tekanan inflasi Provinsi Bengkulu akan melambat walaupun pada triwulan II 2016 memasuki gelaran puasa Ramadhan 1437 Hijriah.

Deputi Kepala BI Perwakilan Provinsi Bengkulu, Christin Sidabutar di Bengkulu, mengatakan, biasanya pada Ramadhan tekanan inflasi akan semakin tinggi, namun karena kondisi pasar di Bengkulu yang cukup baik, mengakibatkan tidak akan terjadi kenaikan inflasi yang signifikan.

"Tidak ada perubahan atau kenaikan `administered price` atau bahan yang harganya ditentukan pemerintah, selain itu, juga pada triwulan II termasuk Ramadhan, kondisi pasokan bahan pangan dan hortikultura di pasaran cukup baik," kata dia.

Pada triwulan I 2016, tekanan inflasi dicatat sebesai 5,93 persen (yoy), sementara pada triwulan II, BI memprediksi angka inflasi akan berada pada kisaran 4,6-5,1 persen (yoy) atau melambat sekitar 0,8-1,3 persen (yoy).

"Jamaknya, jika pada puasa, konsumsi akan semakin tinggi, hal ini akan menekan harga di pasaran dan memacu inflasi semakin tinggi, namun pasokan yang cukup kali ini, membuat perlambatan inflasi atau walalupun naik, angkanya tidak signifikan," ujarnya. **2***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016