Bengkulu (Antara) - Bank Indonesia menyatakan bahwa pola realisasi APBD Provinsi Bengkulu sampai saat ini belum sehat atau belum memberikan dampak positif terhadap perekonomian daerah ini.

Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Bengkulu Bambang Himawan, di Bengkulu, Senin, mengajak pemerintah daerah agar lebih baik lagi dalam merealisasikan anggaran, sehingga lebih berdampak positif sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi.

"Realisasi anggaran jamak baru optimal pada akhir tahun atau pengucuran pada bulan tertentu di akhir tahun, sementara pada awal tahun bisa dikatakan belum ada atau hanya sedikit dari jumlah keseluruhan anggaran," kata dia.

Pola realisasi seperti itu, kata dia lagi, mengakibatkan konsumsi pemerintah daerah pada akhir tahun membengkak dan hal tersebut memicu inflasi.

Sedangkan jika mengucurkan anggaran menjelang tutup tahun anggaran, maka berpotensi pada berbagai program pembangunan yang tidak maksimal, bahkan bisa berakhir di meja hijau.

"Jika persentase inflasi lebih tinggi dari persentase perekonomian, maka itu tidak baik bagi perekonomian daerah. Sementara itu terkait pembangunan, inilah yang dibutuhkan untuk memberikan stimulus mendorong pertumbuhan ekonomi," kata dia lagi.

Menurutnya, dengan pemerataan realisasi anggaran sepanjang tahun, inflasi daerah akan stabil dan perekonomian akan tumbuh positif.

Percepatan pertumbuhan perekonomian Bengkulu sangat dibutuhkan, mengingat daerah ini merupakan salah satu provinsi termiskin di Sumatera.

"Ada tiga sektor yang bisa dimaksimalkan untuk memacu perekonomian, pertama yakni APBD, dengan manajemen realisasi anggaran yang cukup baik," kata dia pula.

Sektor kedua yakni mengembangkan iklim investasi di Bengkulu, sebab baik investasi dalam negeri maupun pemodal asing pertumbuhannya saat ini masih sangat kecil di Bengkulu.

"Investasi tumbuh jika sarana dan prasarana memadai di Bengkulu, membangun gambaran daerah yang membuat investor tertarik, salah satunya dengan membangun informasi bahwa Bengkulu merupakan daerah yang sehat dan aman untuk menjadi tempat tinggal, berinvestasi maupun kunjungan," ujarnya.

Sektor ketiga yakni memaksimalkan sisi dana sosial, penyalurannya harus tepat sasaran dan tepat waktu juga.

Bambang mengatakan, sesungguhnya jika dana sosial dikelola dengan baik, sektor ini mampu menjadi sektor utama penopang perekonomian daerah.***3***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016