Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu, Provinsi Bengkulu telah menerapkan muatan lokal (mulok) bahasa daerah di tingkat sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) guna melestarikan bahasa, dialek dan budaya di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Bengkulu A. Gunawan di Bengkulu, Minggu menerangkan bahwa penerapan muatan lokal tersebut baru dilakukan pada beberapa sekolah di wilayah itu.
"Sebetulnya sudah beberapa sekolah di Kota Bengkulu telah menerapkan (muatan lokal bahasa daerah) tapi secara keseluruhan memang belum," ujar dia.
Untuk itu, Pemkot Bengkulu menargetkan penerapan muatan lokal bahasa daerah dapat diterapkan di seluruh satuan pendidikan di wilayah tersebut mulai tahun ajaran baru 2025 hingga 2026.
Ia mengatakan penerapan muatan lokal bahasa daerah di seluruh sekolah tingkat SD dan SMP di Kota Bengkulu merupakan salah satu upaya agar anak-anak cinta, dan bangga terhadap budaya lokal, baik itu budaya tradisional, maupun bahasa lokal.
"Berkaitan dengan pelestarian budaya lokal, kami sudah mencanangkan bahwa dalam muatan lokal pembelajaran sekolah, kita mengimbau kepada seluruh sekolah untuk mengajarkan bahasa lokal yang disepakati yaitu dialek Lembak," kata Gunawan.
Menurut dia, penerapan muatan lokal bahasa daerah tersebut menjadi salah satu upaya pemerintah daerah dalam melestarikan bahasa dan budaya lokal di tengah perkembangan zaman di Kota Bengkulu.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyebutkan, hingga saat ini terdapat 817 jenis bahasa daerah di seluruh Indonesia.
Dengan banyaknya bahasa daerah di Indonesia dapat menjadi muatan lokal dalam kurikulum pendidikan di masing-masing daerah.
Sebab, dengan dijadikannya kurikulum muatan lokal dapat diajarkan secara intensif kepada para siswa-siswi dan menjadi salah satu upaya dalam melestarikan bahasa daerah di Indonesia.
Selain itu, Kepala Balai Bahasa Bengkulu Dwi Laily Sukmawati menerangkan bahwa untuk di Bengkulu terdapat tiga bahasa daerah yaitu bahasa Bengkulu, bahasa Enggano, dan bahasa Rejang.
Namun, Provinsi Bengkulu juga memiliki banyak dielek bahasa seperti dialek Pekal, Nasal, Lembak, Melayu Kota, Mukomuko, Serawai, Kaur, dan lainnya.
Dwi menjelaskan, pihaknya telah berupaya melestarikan bahasa daerah khususnya di Provinsi Bengkulu yaitu melakukan revitalisasi bahasa daerah berkoordinasi dengan para pemangku kebijakan dalam melakukan penyusunan pembelajaran yang akan dipakai oleh guru yang diikutsertakan dalam bimtek.
Editor : Musriadi
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2025