Mungkin tak ada orang yang menyangka kalau belasan tahun silam Pulau Tikus luasnya sekitar dua hektare. Pulau Tikus kini berupa sejengkal daratan seluas sekitar 0,7 hektare yang berada di sebelah barat Kota Bengkulu.

Bahkan, bisa jadi pulau karang itu akan tinggal sejarah beberapa tahun lagi apabila tidak ada upaya signifikan untuk menyelematkannya.

Sejumlah upaya dilakukan untuk menyelamatkan pulau yang berjarak 10 kilometer dari Kota Bengkulu tersebut. Aksi itu antara lain melakukan tranplantasi terumbu karang, menghijaukan Pulau Tikus, serta melakukan kampanye penyelamatan tikus.

Namun aksi tersebut belum terlihat membuahkan hasil memuaskan karena belum sinergisnya tindakan penyelamatan Pulau Tikus, bahkan masih hanya sebatas wacana di media massa.

"Kita terus serukan aksi penyelamatan, tapi kalau kurang dukungan dari pemerintah maka hasilnya kurang maksimal," kata Ketua Forum Pemuda Peduli Bengkulu, Ferry saat berkunjung ke Pulau Tikus belum lama ini.

Seruan menyelamatkan Pulau Tikus juga disuarakan Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut II Padang Laksamana Pertama TNI Rudwin Thalib saat mengunjungi pulau itu baru-baru ini.

Dia mengajak warga Bengkulu untuk menyelamatkan Pulau Tikus yang luasnya kian menyusut akibat abrasi dan perubahan iklim.

"Mari kita selamatkan Pulau Tikus dengan melakukan berbagai kegiatan bermanfaat," kata Rudwin Thalib.

Luas pulau tersebut kian menyusut akibat abrasi atau pencarian ikan tak ramah lingkungan yang menghancurkan terumbu karang yang ada di sekitarnya.

Kondisi itu diperparah dengan pemanasan global yang turut menaikkan permukaan air laut dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, pulau yang berpenghuni satu keluarga tersebut sempat terendam air laut saat kondisi pasang di malam hari. Pulau Tikus Tenggelam.

Oleh karena itu, Rudwin Thalib mengajak warga dan pemerintah setempat untuk menjaga kelestarian lingkungan di Pulau Tikus agar daratan kecil itu tidak hilang dan hanya bisa diceritakan dalam kisah sejarah saja.

Beberapa langkah yang dilakukan untuk menjaga keberadaan Pulau Tikus yakni dengan cara konservasi terumbu karang, pembuatan rumpon ikan atau bahkan hingga reklamasi pantai.

"Kalau kita tidak peduli, siapa lagi yang akan menjaga keberadaan Pulau Tikus," katanya.

Pulau Tikus diperkirakan mengalami penyusutan daratan akibat abrasi air laut serta peningkatan tingginya permukaan air akibat pemanasan global.

Penyusutan daratan diperkirakan hingga mencapai lima meter per tahun. Ini adalah ancaman nyata yang harus disikapi secara serius jika ingin tetap bisa menikmati kecantikan pulau mungil tersebut.

Proses reklamasi juga dianggap adalah tindakan yang masuk akal untuk mempertahankan keberadaan Pulau Tikus meski berbiaya mahal.

vidio mengunjungi pulau tikus: https://www.youtube.com/watch?v=gdiif_N5faA


Daerah Wisata

Keberadaan Pulau Tikus dianggap penting karena terdapat keanekaragaman hayati yang ada di daratan ataupun perairan di sekitarnya. Banyak ikan ditemui di sekitar pulau itu karena banyak terumbu karang meski sebagian telah mati.

Pulau yang dihuni satu keluarga tersebut saat ini menjadi lokasi wisata bahari menarik karena selain mudah dijangkau, kawasan itu juga menawarkan pesona dalam air yang indah bagi pecinta selam atau kegiatan air lainnya.

Perairan di sekitar yang dangkal merupakan surga bagi pecinta "snorkling". Banyak ikan atau biota laut lainnya yang bisa disaksikan tanpa menyelam di sekitar Pulau Tikus. Kebetulan arus di sekitar pulau itu tidak terlalu deras karena di area itu banyak bertebaran terumbu karang di kedalaman dua hingga enam meter.

Apabila pengunjung beruntung, akan bisa menyaksikan atraksi alamiah penyu bertelur di pulau itu. Tapi, itu adalah kondisi yang sangat langka.

Pulau Tikus yang bisa ditempuh dengan perahu selama sekitar satu jam dari pantai di Bengkulu saat ini banyak dikunjungi warga, terutama saat liburan atau pada akhir pekan.

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Bengkulu Patriana Sosialinda mengimbau pengunjung Pulau Tikus untuk turut serta menjaga keberadaan pulau kecil tersebut.

"Janganlah membuang sampah sembarangan atau merusak terumbu karang saat berkunjung ke sini," ujarnya.

Dia mengatakan Pulau Tikus merupakan objek wisata bahari menjanjikan karena di sekitar perairan itu terdapat pemandangan dasar laut yang mengagumkan.

Pulau Tikus dan gugusan terumbu karang yang mengelilinginya seluas sekitar 200 hektare sebenarnya juga bisa menjadi dinding pemecah besarnya gelombang Samudera Hindia yang langsung menerjang pesisir Bengkulu.

Namun ancaman kelestarian Pulau Tikus dan karang-karang di sekelilingnya terpampang di depan mata, antara lain pencarian ikan tak ramah lingkungan dengan menggunakan bom atau zat kimia berbahaya, kerusakan karang akibat jangkar kapal kapal saat berlabuh, pembuangan sampah sembarangan serta penyelaman yang tak ramah lingkungan.

"Masih ada sebagian penyelam yang memegang karang hidup di dalam air. Ini tidak boleh," kata Ferry.

Ajakan menyelematkan Pulau Tikus sudah selayaknya mendapat dukungan luas. Namun dukungan juga tidak cukup tanpa aksi nyata. Jangan sampai Pulau Tikus hanya menjadi sejarah dan kenangan bagi anak cucu kita.

Pulau Tikus kini luasnya 0,7 hektare, namun siapa tau jika kelak luasnya kembali mencapai dua hektare dengan adanya proses reklamasi.

Pewarta: Riski Maruto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016