Bengkulu (Antara) - Para nelayan Kelurahan Pasar Bengkulu, Kota Bengkulu, berhenti atau menunda melaut akibat gelombang tinggi dan angin kencang melanda perairan setempat.

"Sudah empat hari ini cuaca kurang baik, jadi nelayan tidak ada yang melaut," kata Sirun, nelayan Kelurahan Pasar Bengkulu, Kota Bengkulu, Selasa.

Sirun yang sedang memperbaiki jaring di atas kapal tradisional miliknya di pinggir Pantai Pasar Bengkulu itu, mengatakan musim angin barat memang kurang bersahabat bagi nelayan.

Angin barat membuat membuat gelombang dan arus kencang sehingga membahayakan keselamatan jiwa para nelayan jika nekat melaut.

Meskipun sudah mendapat asuransi jiwa yang disediakan pemerintah bagi nelayan, ia tidak berani mengambil risiko.

"Tak ada yang berani kalau gelombang sudah setinggi empat meter, meski sudah ada asuransi jiwa," kata Sirun.

Pantauan di Pantai Pasar Bengkulu, puluhan kapal tradisional milik nelayan berjejer rapi di pinggir pantai.

Sebagian nelayan beralih menjadi pemulung limbah batu bara. Lokasi pengumpulan limbah batu bara tersebut berada di Pantai Pasar Bengkulu.

"Limbah batu bara ini dibawa Sungai Bengkulu dan biasanya berpindah-pindah bergantung arus laut," ucapnya.

Permai, salah seorang nelayan yang memungut butiran batu bara menggunakan waring, mengatakan batu bara yang dikumpulkan itu dijual ke pengumpul seharga Rp8.000 per kilogram.

Bersama istrinya, Permai dapat mengumpulkan 20 karung butiran batu bara per hari. Pendapatan tersebut tambah dia cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga selama ia tidak melaut. ***1***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017