Bengkulu (Antara) - Pemerintah Desa Lawang Agung, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu mengalokasikan dana desa untuk mengembangkan budi daya perikanan darat yang dikelola 270 kepala keluarga di desa itu.
"Kami mengalokasikan Rp100 juta untuk pengadaan bibit dan peralatan kolam ikan dari terpal," kata Kepala Desa Lawang Agung, Kirman Efendi di Bengkulu, Rabu.
Saat panen perdana ikan lele hasil budi daya kelompok perikanan darat di desa tersebut, Kirman mengatakan telah menyediakan 150 ribu bibit ikan lele untuk diternakkan sembilan kelompok budi daya.
Setiap kelompok beranggotakan 20 hingga 40 orang anggota yang mengelola kolam ikan di pekarangan dan belakang rumah masing-masing warga.
"Hampir 90 persen warga terlibat dalam program ini, untuk pemenuhan protein masyarakat desa dan menjadi sumber perekonomian keluarga," ucapnya.
Selain menyediakan bibit, perangkat desa juga mencarikan pasar atau tempat penampungan ikan yang dibesarkan oleh kelompok budidaya perikanan darat tersebut.
Harga ikan lele yang dijual ke pedagang pengumpul Rp17 ribu per kilogram. Sedangkan harga jual per kilogram bagi warga luar desa dihargai Rp25 ribu per kilogram.
Selain menjual dalam bentuk ikan segar, dalam jangka panjang, perangkat desa juga menyiapkan infrastruktur untuk membuat ikan salai.
"Kalau harga anjlok bisa diolah menjadi ikan salai dan harga jualnya lebih mahal," katanya.
Bupati Seluma, Bundra Jaya yang menghadiri panen lele perdana itu mengapresiasi program pemerintah Desa Lawang Agung dalam pemanfaatan dana desa.
"Kalau semua desa menggunakan dana desa tepat guna maka kesejahteraan bersama bagi warga desa bisa terwujud," katanya.***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017
"Kami mengalokasikan Rp100 juta untuk pengadaan bibit dan peralatan kolam ikan dari terpal," kata Kepala Desa Lawang Agung, Kirman Efendi di Bengkulu, Rabu.
Saat panen perdana ikan lele hasil budi daya kelompok perikanan darat di desa tersebut, Kirman mengatakan telah menyediakan 150 ribu bibit ikan lele untuk diternakkan sembilan kelompok budi daya.
Setiap kelompok beranggotakan 20 hingga 40 orang anggota yang mengelola kolam ikan di pekarangan dan belakang rumah masing-masing warga.
"Hampir 90 persen warga terlibat dalam program ini, untuk pemenuhan protein masyarakat desa dan menjadi sumber perekonomian keluarga," ucapnya.
Selain menyediakan bibit, perangkat desa juga mencarikan pasar atau tempat penampungan ikan yang dibesarkan oleh kelompok budidaya perikanan darat tersebut.
Harga ikan lele yang dijual ke pedagang pengumpul Rp17 ribu per kilogram. Sedangkan harga jual per kilogram bagi warga luar desa dihargai Rp25 ribu per kilogram.
Selain menjual dalam bentuk ikan segar, dalam jangka panjang, perangkat desa juga menyiapkan infrastruktur untuk membuat ikan salai.
"Kalau harga anjlok bisa diolah menjadi ikan salai dan harga jualnya lebih mahal," katanya.
Bupati Seluma, Bundra Jaya yang menghadiri panen lele perdana itu mengapresiasi program pemerintah Desa Lawang Agung dalam pemanfaatan dana desa.
"Kalau semua desa menggunakan dana desa tepat guna maka kesejahteraan bersama bagi warga desa bisa terwujud," katanya.***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017