Bengkulu (Antara) - Bank Indonesia ikut menghidupkan geliat perekonomian batik khas Kota Bengkulu yakni Batik Besurek (batik bersurat) dengan memberikan program sosial berupa pembiayaan, pelatihan, dan pendampingan.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Endang Kurnia Saputra di Bengkulu, Minggu, menyebutkan saat ini kondisi kondisi batik dengan motif kaligrafi tersebut belum mampu menarik minat pasar, utamanya pasar luar daerah atau mancanegara.

"Batik Besurek ini indah, kami ingin menjadikannya salah satu yang diperhitungkan bahkan di tingkat internasional," kata dia.

Bank Indonesia saat ini sedang menggelar survei kelompok penggiat batik yang akan dibina dan mendapatkan pendampingan. Rencananya pada Maret 2017 program sosial ini segera digulirkan.

Batik Besurek ditargetkan menjadi salah satu bahan pilihan yang digunakan oleh perancang-perancang ternama Indonesia. Tentunya untuk merealisasikan hal tersebut batik khas Bengkulu ini memiliki kualitas yang bagus, juga dengan kontinuitas produksi.

"Ini yang akan kami dampingi, hasilnya nanti berupa batik tangan yang berkualitas, bukan produksi mesin, dan kualitasnya sesuai yang diinginkan desainer ternama," kata Endang.

Tidak sampai di situ, tanpa pasar yang jelas pengembangan batik tersebut kembali akan tersendat dan mati suri. Pasar lokal di Bengkulu belum mampu menampung komoditas tersebut dalam jumlah besar, sebab daerah yang berada di pesisir Samudra Hindia ini belum menjadi salah satu daerah tujuan wisata.

Jika sudah menjadi daerah tujuan wisata, Batik Besurek cukup dipasarkan sentra penjualan oleh-oleh setempat sebagai buah tangan turis yang berkunjung.

"Sayangnya progres tersebut belum tercapai, kami akan upayakan pasarnya di tingkat nasional," ujarnya.***3***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017