Bengkulu (Antara) - Kelompok peduli Bunga Rafflesia Arnoldii di Desa Taba Teret, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu mengungkapkan, aktivitas perambahan hutan telah merusak habitat dan tumbuhan inang bunga langka itu.

"Perambahan hutan semakin parah dan beberapa tumbuhan inang rafflesia menjadi sasaran, sudah habis terpotong," kata Gilang Ibnu, warga Desa Taba Teret yang menggagas kelompok peduli puspa langka di Bengkulu, Selasa.

Ia mengatakan pemotongan tumbuhan inang menjadi awal kerusakan secara permanen terhadap habitat bunga dilindungi itu.

Dari pengamatan anggota kelompok pelestari tersebut, lima batang tumbuhan inang rafflesia jenis Liana sp sudah dipotong oleh orang tak bertanggungjawab sehinga membuat tumbuhan mati.

"Kalau tumbuhan mati maka otomatis bunga rafflesia tidak akan tumbuh lagi karena tidak ada tumbuhan inang," ucapnya.

Rafflesia arnoldii adalah tumbuhan parasit yang terkenal karena memiliki bunga berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar di dunia.

Ia tumbuh di jaringan tumbuhan merambat jenis Liana sp dan tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesis.

Gilang mengharapkan polisi kehutanan dapat mengusut pengrusakan tumbuhan inang bunga rafflesia tersebut dan mencegah perambahan hutan di Hutan Lindung Bukit Daun dan Cagar Alam Taba Penanjung yang merupakan habitat kunci rafflesia.

Hasil pengamatan kelompok peduli bunga langka Desa Taba Teret sepanjang Januari hingga April 2017 mencatat terdapat 15 kuntum bunga Rafflesia arnoldii yang mekar di dua kawasan hutan itu.

Selain pemotongan tumbuhan inang, mereka juga meresahkan aksi pengrusakan bunga unik tersebut oleh orang tidak bertanggungjawab.

"Kalau mencegah dari binatang cukup diberi pagar, tapi kalau tangan manusia cukup sulit, perlu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan bunga langka ini," katanya.

Bunga Rafflesia arnoldii merupakan ikon Bengkulu yang dikenal degan sebutan Bumi Rafflesia. Tidak hanya menjadi ikon, keberadaan puspa langka ini juga menjadi andalan untuk mendatangkan turis lokal dan mancanegara ke daerah ini.***3***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017