Bengkulu (Antara) - Sebanyak enam ekor penyu sisik (Eretmochelys imbricata) naik ke daratan Pulau Tikus, pulau tak berpenghuni berjarak 10 mil laut dari Kota Bengkulu, untuk bertelur.

"Kami temukan enam sarang dengan jumlah telur mencapai 620 butir," kata Feri Aurora, petugas Menara Suar Pulau Tikus saat dihubungi dari Bengkulu, Jumat.

Ia mengatakan keenam penyu itu naik ke daratan dalam dua malam berturut-turut untuk bertelur.

Setelah mengamati proses bertelur untuk pengamanan, Feri memindahkan ratusan telur tersebut untuk dieramkan di lokasi yang lebih aman.

"Kalau dibiarkan di tepi laut bisa terbawa gelombang pasang, atau dimangsa binatang lain," katanya.

Penyu sisik merupakan jenis penyu terancam punah yang tergolong dalam familia Cheloniidae. Penyu ini adalah satu-satunya spesies dalam genusnya.

Feri mengatakan mulai menemukan penyu naik bertelur ke daratan pulau pada Februari lalu, dan saat ini sudah mengamankan hampir 500 butir telur penyu untuk ditetaskan dan selanjutnya dirilis kembali ke habitatnya.

Selama ini, menurut dia, telur penyu di pulau itu gagal menetas menjadi individu baru akibat pasang gelombang tinggi.

Selain itu, banyak predator yang membuat telur penyu di pulau itu tidak aman sebab Pulau Tikus menjadi persinggahan para nelayan yang mencari ikan di sekitar Perairan Bengkulu.

Sebelumnya, ada empat ekor penyu jenis sisik yang naik ke darat untuk bertelur dan ratusan telur tersebut sudah diamankan di penangkaran.

Tempat penangkaran yang dibuat dari ember berpasir sebagai tempat penetasan telur penyu. Ember-ember tersebut ditempatkan di dalam rumah dinas penjaga suar.

"Kami masih kekurangan peralatan untuk penetasan. Saat ini masih pakai ember plastik," katanya.***1***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017