Rejang Lebong (Antara) - Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, memfasilitasi kelompok tani di daerah itu yang akan mendapatkan label sertifikat produk pertanian.
"Kami hanya memfasilitasinya saja, yang mengajukan permintaannya ada kelompok tani. Jika mereka tidak lulus maka akan kami bina sampai tujuan mendapatkan label sertifikat produk pertanian yang mereka ingini terpenuhi," kata Kepala Plt Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kabupaten Rejang Lebong, Taman saat dihubungi di Rejang Lebong, Kamis.
Kelompok tani yang membudidayakan suatu produk pertanian kata dia, dapat mengajukan permintaan label sertifikat kepada pihaknya.
Masing-masing kelompok tani yang mengajukan permintaan ini selanjutnya akan di survey petugas yang sudah memiliki sertifikat dari Kementan kemudian mengambil sampel tanaman yang akan diberikan label.
Sampel produk pertanian dari kelompok tani itu selanjutnya dikirim melalui Pemprov Bengkulu guna dikirim ke laboratorium tanaman pangan di Surabaya guna mengetahui kandungan residu kimia baik pupuk maupun obat-obatan yang dipakai dalam penanamannya.
Sejauh ini tanaman pertanian yang sudah memiliki label sertifikat produk pertanian di daerah itu tambah dia, baru label sertifikat Prima-3. Adapun produk pertanian lokal yang sudah memiliki label ini sudah diberikan kepada lima macam produk pertanian berupa buah-buahan dan tanaman jenis sayuran.
"Tanaman yang sudah memiliki label sertifikat produk pertanian ini sudah aman untuk dikonsumsi, karena sudah diteliti melalui laboratorium," ujarnya.
Adapun kelima tanaman pertanian yang diberikan label Prima-3 tiga tersebut ialah jeruk gerga dari Paguyuban Petani Jeruk Desa Pal VII, Kecamatan Bermani Ulu.
Kemudian empat produk pertanian yang dihasilkan oleh Kelompok Tani Mupakat, Desa Karang Jaya, Kecamatan Selupu Rejang, meliputi jenis tanaman bawang merah, kemudian kentang merah, kembang kol dan tomat.
Untuk itu dengan adanya pemberian label sertifikasi Prima-3 ini dia berharap nantinya akan meningkatkan daya saing produk asal Kabupaten Rejang Lebong serta memiliki nilai tawar yang tinggi terutama dalam menghadapi masyarakat ekonomi Asean (MEA). ***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017
"Kami hanya memfasilitasinya saja, yang mengajukan permintaannya ada kelompok tani. Jika mereka tidak lulus maka akan kami bina sampai tujuan mendapatkan label sertifikat produk pertanian yang mereka ingini terpenuhi," kata Kepala Plt Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kabupaten Rejang Lebong, Taman saat dihubungi di Rejang Lebong, Kamis.
Kelompok tani yang membudidayakan suatu produk pertanian kata dia, dapat mengajukan permintaan label sertifikat kepada pihaknya.
Masing-masing kelompok tani yang mengajukan permintaan ini selanjutnya akan di survey petugas yang sudah memiliki sertifikat dari Kementan kemudian mengambil sampel tanaman yang akan diberikan label.
Sampel produk pertanian dari kelompok tani itu selanjutnya dikirim melalui Pemprov Bengkulu guna dikirim ke laboratorium tanaman pangan di Surabaya guna mengetahui kandungan residu kimia baik pupuk maupun obat-obatan yang dipakai dalam penanamannya.
Sejauh ini tanaman pertanian yang sudah memiliki label sertifikat produk pertanian di daerah itu tambah dia, baru label sertifikat Prima-3. Adapun produk pertanian lokal yang sudah memiliki label ini sudah diberikan kepada lima macam produk pertanian berupa buah-buahan dan tanaman jenis sayuran.
"Tanaman yang sudah memiliki label sertifikat produk pertanian ini sudah aman untuk dikonsumsi, karena sudah diteliti melalui laboratorium," ujarnya.
Adapun kelima tanaman pertanian yang diberikan label Prima-3 tiga tersebut ialah jeruk gerga dari Paguyuban Petani Jeruk Desa Pal VII, Kecamatan Bermani Ulu.
Kemudian empat produk pertanian yang dihasilkan oleh Kelompok Tani Mupakat, Desa Karang Jaya, Kecamatan Selupu Rejang, meliputi jenis tanaman bawang merah, kemudian kentang merah, kembang kol dan tomat.
Untuk itu dengan adanya pemberian label sertifikasi Prima-3 ini dia berharap nantinya akan meningkatkan daya saing produk asal Kabupaten Rejang Lebong serta memiliki nilai tawar yang tinggi terutama dalam menghadapi masyarakat ekonomi Asean (MEA). ***3***
Editor : Musriadi
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017