Jakarta (Antara) - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman sangat menyayangkan kabar tewasnya Johannes Marliem, salah satu saksi kunci kasus proyek KTP elektronik (e-KTP).

"Kami menyayangkan saksi kunci korupsi e-KTP dikabarkan meninggal," kata Sohibul Iman dalam siaran pers yang diterima, Selasa.

Menurut dia, kejadian tersebut membuat kehidupan berbangsa dan bernegara pada hari ini dinilai pada tahap yang sangat mengkhawatirkan.

Sohibul juga menuturkan sebelumnya ada kasus Novel Baswedan yang disiram air keras dan yang sekarang ada kasus Marliem, dinilai sudah cukup menjadi pelajaran.

Presiden PKS tersebut juga mengetuk para elite politik di negeri ini untuk membangun kesadaran hukum.

Sebagaimana diwartakan, Polri menegaskan tidak berwenang untuk turut menyelidiki kasus kematian saksi kasus korupsi e-KTP, Johannes Marliem di Amerika Serikat.

"TKP-nya di Amerika Serikat. Yang menangani otoritas di Amerika. Polri tidak ikut campur," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jakarta, Senin (14/8).

Selain itu, kasus korupsi e-KTP merupakan kasus yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sehingga Polri tidak berhak untuk ikut campur dalam penanganan kasus tersebut.

Kendati demikian Polri bersedia membantu bila otoritas Amerika Serikat atau Biro Investigasi Federal (FBI) meminta bantuan Indonesia.

Sebagaimana diketahui, Johannes Marliem merupakan Direktur Biomorf Lone LCC Amerika Serikat, perusahaan penyedia layanan teknologi biometrik.

Johannes dikabarkan tewas di Amerika Serikat (AS), diduga akibat luka tembak. Johannes merupakan penyedia alat Automatic Fingerprint Identification System (AFIS) dalam proyek KTP elektronik dan belum sempat dihadirkan untuk bersaksi di persidangan.

Sosok pengusaha tersebut dinilai merupakan saksi penting untuk membongkar kasus korupsi KTP elektronik.***2***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017