Gubernur Bengkulu Helmi Hasan menerbitkan surat edaran terkait imbauan menyambut libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 yang ditujukan kepada seluruh masyarakat Provinsi Bengkulu guna meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
"Seluruh masyarakat Provinsi Bengkulu diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dalam melaksanakan aktivitas, baik di darat, laut maupun udara, mengingat potensi cuaca ekstrem yang dapat berdampak pada keselamatan," kata Gubernur Bengkulu Helmi Hasan di Bengkulu, Rabu.
Dalam surat edaran tersebut, gubernur menjelaskan kebijakan itu menindaklanjuti Surat Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia serta rilis resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bengkulu yang memprediksi potensi hujan lebat hingga sangat lebat di seluruh wilayah Bengkulu.
Gubernur juga mengimbau masyarakat agar menghindari lokasi-lokasi yang rawan bencana, terutama kawasan pesisir pantai yang berpotensi mengalami gelombang dan ombak tinggi.
"Masyarakat diharapkan tidak berada di tempat-tempat yang berpotensi rawan bencana, seperti kawasan pantai, mengingat adanya kecenderungan gelombang dan ombak tinggi," ucapnya.
Selain itu, warga diminta untuk aktif melakukan gotong royong membersihkan saluran air dan drainase sebagai langkah pencegahan banjir. Menurut Gubernur peran serta masyarakat sangat penting dalam meminimalkan dampak bencana.
"Gotong royong secara berkala membersihkan saluran air dan drainase lingkungan perlu terus dilakukan sebagai upaya pencegahan terjadinya banjir," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Bengkulu memitigasi potensi bencana yang mungkin terjadi pada periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
"Pertama, kita punya mitigasi bencana, menginventarisasi wilayah-wilayah yang berisiko bencana, melakukan pencegahan, termasuk melakukan pelatihan penanganan dan pencegahan bencana," kata Helmi Hasan
Dia mengatakan, Pemprov Bengkulu terus memantau dan juga menggelar rapat koordinasi mitigasi bencana dengan Forkompinda memastikan kesiapan daerah baik mencegah maupun penanganan jika terjadi bencana.
"Tapi itu tidak cukup maka kita tambahkan untuk di Bengkulu adanya 'mitigasi langit', mitigasi langit itu, tolong yang di bumi maka yang di langit akan menolongmu, cintai sayangi yang di bumi dan yang dilangit akan menyayangimu," kata Helmi.
Pemerintah Provinsi Bengkulu pun telah menggelar Rapat Koordinasi Forkopimda untuk memastikan kesiapan daerah menghadapi perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, sekaligus memperkuat langkah antisipasi terhadap potensi bencana.
Rapat tersebut memprioritaskan pemetaan risiko bencana, termasuk paparan data operasi SAR sepanjang 2025 yang mencatat 38 operasi dengan total 277 korban.
Dari jumlah tersebut, kecelakaan kapal menjadi ancaman terbesar dengan 229 korban. Letak geografis Bengkulu yang berada di pesisir Samudra Hindia membuat wilayah ini sangat rentan terhadap cuaca ekstrem, terlebih dengan adanya peringatan dini terkait bibit siklon 93W dan 91S dari Tropical Cyclone Warning Center (TCWC).
Editor : Musriadi
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2025