Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Seluas 30 hektare areal tanaman padi milik petani di Desa Bingin Kuning, Kecamatan Bingin Kuning, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, gagal panen akibat luapan banjir bercampur material lumpur yang menggenangi sawah petani.

"Ada 30 hektare yang gagal panen karena setiap hujan turun luapan banjir bercampur material lumpur dari Sungai Air Kotok," kata Azwari, petani Desa Bingin Kuning saat dihubungi dari Bengkulu, Kamis.

Ia mengatakan lumpur yang terbawa arus sungai Air Kotok tersebut merupakan material sisa longsor dari area pengeboran geothermal milik PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).

Bila tidak segera ditangani menurut dia, areal persawahan seluas 2.500 hektare di hamparan wilayah itu terancam terendam dan ikut gagal panen.

"Kalau curah hujan tinggi seperti sebulan terakhir, bukan tidak mungkin luas lahan yang gagal panen bertambah," ucapnya.

Karena itu, para petani mendesak pemerintah daerah memperbaiki DAM Sabo yang kini kondisinya dangkal karena menampung material longsoran dari PT PGE.

Sebelumnya, DAM Sabo berfungsi mengatur debit air yang masuk ke areal persawahan. Namun kini, DAM tersebut tidak berfungsi karena tertutup material lumpur dan tanah.

?Kami minta pemerintah menormalisasi sungai sehingga aliran air bisa diatur dan sawah dapat ditanami,? ucapnya.

Koordinator Aliansi Lingkar Hijau Lebong, Nurkholis Sastro mengatakan tidak hanya di Kecamatan Bingin Kuning, areal persawahan lainnya di Kecamatan Lebong Sakti, Amen dan Lebong Utara juga terancam gagal panen.

"Kalau tidak ada penanganan secepatnya maka areal persawahan lain juga akan terimbas karena DAM Sabo tidak mampu menahan lumpur sisa longsoran," kata dia.

Sementara Pimpinan Proyek PT PGE Hulu Lais, Hasan Basri membantah luapan sungai Air Kotok akibat proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi di hulu sungai.

"Areal kerja kami di Cluster A yang terdampak hanya dua hektare, sedangkan yang lain bukan wilayah kerja kami," kata Hasan.

Baca juga: Aktivis lingkungan desak evaluasi pengeboran Geothermal Lebong

Pewarta: Helti Marini S

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018