Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Puluhan polisi bersiaga di area permukiman nelayan di Kelurahan Malabero, Kota Bengkulu, untuk meredam potensi konflik antara nelayan tradisional dan nelayan pengguna alat tangkap pukat harimau atau trawl.

"Personel akan bersiaga dan mendirikan pos pengamanan di Malabero dan Pulau Baai," kata Wakil Kepala Kepolisian Daerah Bengkulu Kombes Pol Budi Widjanarko saat tiba di Kelurahan Malabero, Bengkulu, Kamis.

Penempatan puluhan personel tersebut setelah para nelayan tradisional mendapat informasi akan kedatangan nelayan pengguna trawl ke permukiman mereka.

Sebelumnya, satu kapal milik nelayan tradisional disiapkan untuk menghalau trawl yang masih beroperasi di perairan Bengkulu.

Kapal bermesin tempel tersebut ditumpangi sebanyak 14 orang nelayan yang bersiap menuju perairan Pulau Tikus.

Baca juga: Nelayan Bengkulu turun tangan halau trawl
Baca juga: Nelayan Bengkulu sita alat tangkap trawl

Berselang 30 menit, para nelayan tradisional mendapat informasi bahwa belasan kapal pengguna trawl keluar dari area kolam Pelabuhan Pulau Baai.

Informasi ini memicu keresahan para nelayan tradisional yang secara spontan keluar dari rumah masing-masing membawa senjata berupa parang, kayu, besi dan lainnya.

Masyarakat pun berkerumun di tepi Pantai Malabero menyaksikan sebanyak lima kapal trawl keluar dari pintu alur Pelabuhan Pulau Baai menuju Pulau Tikus.

Tak lama berselang, satu kapal TNI Angkatan Laut terlihat mengejar kelima kapal pengguna trawl tersebut dan memerintahkan kapal trawl kembali ke Pulau Baai.

"Penertiban pengguna trawl terus dilakukan jadi kami minta nelayan tradisional jangan terpancing," kata Budi.

Setelah mendapat penjelasan dari Wakapolda yang membawa puluhan personel membuat suasana kembali tenang dan sejumlah warga mulai kembali ke rumah masing-masing.


Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018