Mukomuko (Antaranews Bengkulu) - Penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, hingga pertengahan bulan April 2018 sebanyak 44 kasus, atau bertambah dibandingkan dengan bulan Maret tahun ini sebanyak 25 kasus.
"Jumlah penderita DBD di daerah ini lebih banyak dibandingkan bulan Januari hingga April tahun 2017 sebanyak 28 kasus," kata Petugas Monitoring dan Evaluasi Global Fund (GF) Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko Ruli Herlindo di Mukomuko, Kamis.
Ia menyatakan jumlah penderita DBD di daerah itu terutama di Desa Semundam mengalami peningkatan diduga karena penyakit itu datang dari daerah lain.
Ia menjelaskan, ada sejumlah warga di Desa Semundam, Kecamatan Ipuh ke Kota Bengkulu, kemudian pulang lagi ke daerah itu jatuh sakit karena DBD dari Kota Bengkulu.
Selain itu, katanya, karena faktor lingkungan di pemukiman penduduk di daerah itu yang tidak bersih. Karena kurannya kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan.
Ia menyatakan, instansi itu telah melakukan fogging fokus atau pengasapan di 44 lokasi yang ditemukan kasus DBD, guna mencegah penyebaran penyakit ini.
Petugas instansinya, katanya, melakukan kegiatan pengasapan untuk membunuh nyamuk Aedes aegeypti yang menjadi penyebab penyakit DBD.
Selain itu, ia mengatakan, instansinya rutin melakukan sosialisasi tentang bahaya DBD dan cara menghindarinya kepada masyarakat setempat.
Ia minta, masyarakat yang terkena penyakit DBD segera berobat ke puskesmas terdekat agar cepat ditangani. Puskesmas setempat siap memberikan bantuan kepada penderita penyakit DBD.
Karena faktor kematian akibat penyakit ini karena keterlambatan dalam penanganan pasien.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018
"Jumlah penderita DBD di daerah ini lebih banyak dibandingkan bulan Januari hingga April tahun 2017 sebanyak 28 kasus," kata Petugas Monitoring dan Evaluasi Global Fund (GF) Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko Ruli Herlindo di Mukomuko, Kamis.
Ia menyatakan jumlah penderita DBD di daerah itu terutama di Desa Semundam mengalami peningkatan diduga karena penyakit itu datang dari daerah lain.
Ia menjelaskan, ada sejumlah warga di Desa Semundam, Kecamatan Ipuh ke Kota Bengkulu, kemudian pulang lagi ke daerah itu jatuh sakit karena DBD dari Kota Bengkulu.
Selain itu, katanya, karena faktor lingkungan di pemukiman penduduk di daerah itu yang tidak bersih. Karena kurannya kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan.
Ia menyatakan, instansi itu telah melakukan fogging fokus atau pengasapan di 44 lokasi yang ditemukan kasus DBD, guna mencegah penyebaran penyakit ini.
Petugas instansinya, katanya, melakukan kegiatan pengasapan untuk membunuh nyamuk Aedes aegeypti yang menjadi penyebab penyakit DBD.
Selain itu, ia mengatakan, instansinya rutin melakukan sosialisasi tentang bahaya DBD dan cara menghindarinya kepada masyarakat setempat.
Ia minta, masyarakat yang terkena penyakit DBD segera berobat ke puskesmas terdekat agar cepat ditangani. Puskesmas setempat siap memberikan bantuan kepada penderita penyakit DBD.
Karena faktor kematian akibat penyakit ini karena keterlambatan dalam penanganan pasien.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018