"Dinkes provinsi Bengkulu imbau untuk masyarakat agar rutin satu kali seminggu melakukan kebersihan di lingkungan rumah masing-masing," kata Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Provinsi Bengkulu Ruslian di Kota Bengkulu, Jumat.
Selain menjaga lingkungan, masyarakat juga dapat menerapkan 3M yaitu menguras penampungan air, menutup penampungan air dan mendaur ulang barang bekas guna terhindar dari nyamuk jenis Aedes aegypti atau penyebab demam berdarah.
Hal tersebut dilakukan sebab sejak Januari-Agustus 2024 Dinkes Provinsi Bengkulu mencatat 2.550 warga terinfeksi penyakit DBD dan 11 diantaranya meninggal dunia.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, kasus di DBD tersebar di kabupaten/kota di wilayah itu, yakni Kabupaten Kaur 142 kasus, Kabupaten Bengkulu Selatan 231 kasus, Kabupaten Seluma 296 kasus.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, kasus di DBD tersebar di kabupaten/kota di wilayah itu, yakni Kabupaten Kaur 142 kasus, Kabupaten Bengkulu Selatan 231 kasus, Kabupaten Seluma 296 kasus.
Selanjutnya Kota Bengkulu 253 kasus, Kabupaten Bengkulu Tengah 82 kasus, Kabupaten Kepahiang 173 kasus, Kabupaten Rejang Lebong 342 kasus.
Untuk Kabupaten Lebong kasus DBD nya yaitu 156 kasus, Kabupaten Bengkulu Utara sebesar 364 kasus dan Kabupaten Mukomuko mencapai 511 kasus.
Sementara itu, Dinkes Kota Bengkulu terus memberikan pemahaman melalui sosialisasi kepada masyarakat di setiap puskesmas yang ada di Kota Bengkulu terkait penanganan kasus DBD.
Selain itu, melakukan fogging atau pengasapan sesuai permintaan masyarakat, meskipun pengasapan hanya membantu untuk membunuh nyamuk dewasa.
Kemudian, pihak puskesmas membentuk kader jentik yang akan datang ke rumah warga untuk melihat jentik jentik nyamuk di bak mandi atau penampungan air lainnya di wilayah kerja masing masing.