Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu optimistis mampu mengendalikan inflasi pada kisaran angka 3,8 persen (year on year) pada Ramadhan meskipun nilai rupiah saat ini juga sedang melemah.

"Memang nilai rupiah melemah, sementara tingkat konsumsi pada Ramadhan meningkatk, namun hal itu tidak langsung akan berdampak pada inflasi," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Endang Kurnia Saputra di Bengkulu, Jumat.

Sebab perlemahan nilai mata uang rupiah kata dia, sesungguhnya dampaknya lebih terasa hanya pada barang-barang impor, sedangkan komoditas lokal harganya masih cenderung stabil.

"Kan konsumsi di Ramadhan lebih pada komoditas pokok dan sandang, yakni komoditas lokal. Untuk komoditas impor lebih bayak pada barang elektronik," kata dia.

Walaupun inflasi Bengkulu kuartal II 2018 diprediksi masih berada di bawah 4,0 persen, BI tetap mengimbau masyarakat agar cermat mengatur pola konsumsi rumah tangga.

Masyarakat hendaknya jangan menjadi "panic buying" atau membeli komoditas dalam jumlah yang bahkan melebihi kebutuhan, akibat khawatir kelangkaan barang.

"Pemerintah daerah beserta instansi terkait lainnya sudah memastikan kesediaan stok bahkan melebihi jumlah kebutuhan selama Ramadhan, jadi tidak perlu khawatir," ucap Endang.

Terlebih lagi pemerintah daerah di Bengkulu lanjut dia menjadwalkan kegiatan pasar murah pada Ramadhan 2018 ini hampir selama satu bulan penuh.

"Tidak hanya di Kota Bengkulu saja tapi juga ke kabupaten-kabupaten, dengan ini kami yakin harga komoditas di pasar tradisional dan modern pun juga akan lebih stabil sampai lebaran," ujarnya.

Pewarta: Boyke ledy watra

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018