Bengkulu Selatan (Antaranews Bengkulu) - Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan menggelar lomba rakit tradisional, Sabtu, yang menjadi salah satu sarana olahraga sekaligus atraksi wisata guna menarik kunjungan wisatawan.

Pelaksana Tugas Bupati Kabupaten Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi menyebutkan, perlombaan ini diikuti 73 tim dari berbagai daerah di Provinsi Bengkulu. Setiap tim terdiri dari dua orang dengan satu rakit tradisional yang terbuat dari gelondongan bambu disusun berbanjar sepanjang 10 meter.

"Perlombaan ini kami gelar untuk melestarikan tradisi transportasi yang dulu sering digunakan masyarakat untuk mengangkut hasil bumi, seperti komoditas pertanian dan perkebunan," ujarnya.

Dia menjelaskan, dahulu ketika akses transportasi belum menyentuh lapisan masyarakat, rakit bambu sering dijadikan sebagai alat transportasi, penyeberangan dan angkutan bagi masyarakat di Bengkulu Selatan.

"Kami menjadikan kegiatan ini sebagai sebuah perlombaan yang bertujuan untuk melestarikan tradisi masyarakat zaman dulu agar tidak punah," jelasnya.

Dalam kegiatan ini, Pemerintah daerah setempat bekerja sama dengan panitia Pekan Daerah Kontak Tani Nelayan Andalan (Peda KTNA) yang saat ini sedang berlangsung di Manna, Bengkulu Selatan hingga tanggal 24 Juli mendatang.

"Ke depan, kami akan mengemas perlombaan ini menjadi lebih menarik guna mendorong minat warga di luar daerah untuk ikut serta. Ini (lomba rakit) akan jadikan sebagak agenda rutin untuk mengembangkan sektor pariwisata di Bengkulu Selatan," imbuhnya.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bengkulu Selatan Yulian Fauzi menyebut, perlombaan balap rakit tradisional ini merupakan salah satu dari tiga belas agenda pariwisata yang ada di Provinsi Bengkulu tahun 2018.

"Perlombaan ini ditujukan guna mengeksplorasi berbagai destinasi wisata yang ada di sepanjang aliran Sungai Manna," ujarnya.
Persiapan lomba rakit tradisional di Bengkulu Selatan. (ANTARA FOTO/Sugiharto P/18)
Dalam perlombaan ini, setiap tim harus menyusuri jalur Sungai Manna yang dimulai dari Desa Air Umban dan berakhir di Muara Pantai Pasar Bawah. Panjang aliran sungai sekitar 15 kilometer dengan durasi tempuh selama tiga jam.

Mereka harus mencapai finis dengan waktu tercepat. Berbagai macam hadiah disiapkan panitia untul para pemenang lomba seperti sepeda motor, sepeda dan uang tunai.

Yabani, salah seorang peserta asal Kota Bengkulu mengatakan bahwa jalur Sungai Manna memberikan banyak kejutan seperti jeram, batu hingga jurang.

"Ini kali pertama saya mengikuti perlombaan balap rakit tradisional. Kegiatan ini memberikan pengalaman sekaligus cerita baru bagi saya. Semoga pemerintah dapat menggelar acara itu rutin," harapnya.

Pewarta: Sugiharto Purnama

Editor : Riski Maruto


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018