Jambi (Antaranews Bengkulu) - Risna warga Kumpeh Kabupaten Muarojambi Provinsi Jambi memanfaatkan limbah lidi kelapa sawit diolah menjadi produk kerajinan tangan piring makan dan keranjang buah yang bernilai ekonomis.
"Piring misalnya banyak digunakan saat acara-acara pesta pernikahan. Begitu juga dengan keranjang buah banyak digunakan ibu-ibu rumah tangga sehingga produk dari lidi sawit itu laku dijual," kata Risna.
Ia mengatakan limbah lidi sawit punya nilai ekonomis sehingga dirinya bersemangat mengembangkan usahanya tersebut.
Dirinya mengembangkan limbah lidi sawit untuk dijadikan piring dan keranjang buah sejak dua tahun lalu dan mampu menjual produknya ke luar provinsi. Satu buah piring dan keranjang yang mengunakan 90-100 ruas lidi itu dijual Rp10-50 ribu per unit tergantung besar ukuran.
"Bila ada pameran-pamaren dan bazar saya juga ikut jual di situ, selain itu banyak dipesan dari luar provinsi," katanya.
Dia mengungkapkan, tujuan awal mengembangkan limbah lidi sawit karena melihat banyaknya bahan baku yang tidak termanfaatkan di sekitar pemukimannya terutama kelapa sawit yang tidak berbuah lagi, sehingga dirinya berinisiatif untuk mengeolahnya menjadi produk yang punya nilai jual.
Namun hingga saat ini, katanya, kendala yang dihadapi adalah belum adanya rumah produksi atau masih memanfaatkan rumah orang tuanya di Kumpeh RT 07, Kecamatan Kumpeh Ulu. Sehingga dirinya masih kesulitan merekrut pekerja dan memberikan upah karena masih berusaha mengembangkan rumah produksi
Di samping itu, lanjutnya, manfaat dari pemanfaatan limbah ini adalah menciptakan peluang kerja bagi anak-anak usia dini utamanya di sekitar tempat tinggalnya.
"Sudah banyak anak yang belajar membuat produk tersebut sehingga bisa menjadi modal mereka ke depan untuk mencari nafkah dengan usaha sendiri dengan bahan baku yang melimpah," ujarnya.
Risna mengaku dengan penuh semangat akan terus mengembang usahanya karena menurutnya punya nilai ekonomis yang baik dan bisa mempekerjakan warga sekitar terutama anak perempuan dan ibu rumah tangga.
Semangat itu diyakininya akan berujung manis meski saat ini banyak kendala dalam mengembangkan usahanya tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018
"Piring misalnya banyak digunakan saat acara-acara pesta pernikahan. Begitu juga dengan keranjang buah banyak digunakan ibu-ibu rumah tangga sehingga produk dari lidi sawit itu laku dijual," kata Risna.
Ia mengatakan limbah lidi sawit punya nilai ekonomis sehingga dirinya bersemangat mengembangkan usahanya tersebut.
Dirinya mengembangkan limbah lidi sawit untuk dijadikan piring dan keranjang buah sejak dua tahun lalu dan mampu menjual produknya ke luar provinsi. Satu buah piring dan keranjang yang mengunakan 90-100 ruas lidi itu dijual Rp10-50 ribu per unit tergantung besar ukuran.
"Bila ada pameran-pamaren dan bazar saya juga ikut jual di situ, selain itu banyak dipesan dari luar provinsi," katanya.
Dia mengungkapkan, tujuan awal mengembangkan limbah lidi sawit karena melihat banyaknya bahan baku yang tidak termanfaatkan di sekitar pemukimannya terutama kelapa sawit yang tidak berbuah lagi, sehingga dirinya berinisiatif untuk mengeolahnya menjadi produk yang punya nilai jual.
Namun hingga saat ini, katanya, kendala yang dihadapi adalah belum adanya rumah produksi atau masih memanfaatkan rumah orang tuanya di Kumpeh RT 07, Kecamatan Kumpeh Ulu. Sehingga dirinya masih kesulitan merekrut pekerja dan memberikan upah karena masih berusaha mengembangkan rumah produksi
Di samping itu, lanjutnya, manfaat dari pemanfaatan limbah ini adalah menciptakan peluang kerja bagi anak-anak usia dini utamanya di sekitar tempat tinggalnya.
"Sudah banyak anak yang belajar membuat produk tersebut sehingga bisa menjadi modal mereka ke depan untuk mencari nafkah dengan usaha sendiri dengan bahan baku yang melimpah," ujarnya.
Risna mengaku dengan penuh semangat akan terus mengembang usahanya karena menurutnya punya nilai ekonomis yang baik dan bisa mempekerjakan warga sekitar terutama anak perempuan dan ibu rumah tangga.
Semangat itu diyakininya akan berujung manis meski saat ini banyak kendala dalam mengembangkan usahanya tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018