Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu mengajak semua perusahaan perkebunan kelapa sawit di daerahnya menjaga kawasan konservasi di lahannya.
"Salah satu penyebab Indek Kualitas Lingkungan Hidup -IKLH- daerah ini rendah karena aktivitas perkebunan sawit, untuk itu kami meminta perusahaan sawit menjaga kawasan konservasi," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko Budi Yanto di Mukomuko, Rabu.
Ia mengatakan hal itu saat menghadiri acara sosialisasi pelibatan stakeholder dalam pengendalian kerusakan lingkungan yang digelar oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI.
Sosialisasi yang dilaksanakan di aula Bapelitbang Kabupaten Mukomuko itu dihadiri oleh camat dan pihak perusahaan perkebunan kelapa sawit yang tersebar di daerah ini.
Ia menyebutkan bahwa Indeks Kualitas Lingkungan Hidup di wilayah Kabupaten Mukomuko di tahun 2023 hanya mencapai 69,44 persen.
Guna meningkatkan IKLH di daerah ini, katanya, harus ada peran semua pihak, baik dari masyarakat dan perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk menjaga kawasan konservasi.
"Kami yakin secara bertahap IKLH daerah ini dapat meningkat dari 69,44 persen menjadi 70,92 persen jika perusahaan sawit menjaga kawasan konservasi," katanya.
Ia menjelaskan, sebaliknya jika perusahaan sawit tidak menjaga kawasan konservasi, maka hal ini dapat berdampak pada perubahan iklim dan mengakibatkan bencana alam.
“Kalau kawasan konservasi tidak dijaga maka yang akan terjadi bencana alam seperti banjir," katanya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Mukomuko Abdiyanto mengatakan, kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk keberlangsungan hidup masyarakat ke depannya.
Dia menyebutkan, di kabupaten ini banyak sekali investasi di bidang perkebunan kelapa sawit, dan aktivitas ini tentu berdampak pada lingkungan.
Ia mengatakan, harus disadari banyaknya investasi perkebunan kelapa sawit di daerah ini selain membawa dampak untuk peningkatan ekonomi masyarakat juga berdampak terhadap lingkungan hidup.