Rejang Lebong (Antaranews Bengkulu) - Badan Amil Zakat atau Baznas Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menyatakan realisasi pengumpulan zakat, infaq dan sedekah dari masyarakat di daerah itu saat ini mencapai Rp1,5 miliar dari target Rp2,8 miliar.
Wakil Ketua I Bidang Penghimpunan Zakat Baznas Rejang Lebong, Souvlenin Yusuf, di Rejang Lebong, Rabu, mengatakan penghimpunan zakat, infaq dan sedekah tersebut dalam periode Januari hingga Juli tahun ini.
Target yang ditentukan pihaknya pada tahun ini, kata dia, jauh lebih rendah dari sebelumnya, kendati pada 2016 lalu sempat mencapai tertinggi sebanyak Rp3,2 miliar. Namun pada tahun-tahun berikutnya penerimaan Baznas ini terus menurun.
Turunnya penerimaan Baznas Rejang Lebong tersebut karena wajib zakat di daerah itu didominasi oleh kalangan PNS, di mana salah satu penyebabnya ialah peralihan kewenangan pengelolaan SMA dan SMK dari kabupaten ke provinsi, sehingga kalangan guru yang biasanya membayar zakat di daerah tidak bisa lagi ditarik.
Selain itu, kalangan PNS di Rejang Lebong juga masih tidak mau membayar besaran zakat PNS seperti yang diatur dalam Perda Kabupaten Rejang Lebong No.9/2013, tentang Zakat PNS terutama yang telah menerima pembayaran gaji sesuai dengan harga emas saat ini atau berkisar Rp3,4 juta per bulan, dikenakan zakat sebesar 2,5 persen.
Sedangkan PNS yang gajinya kurang dari Rp3,4 juta dikenakan zakat yang penarikannya diatur berdasarkan Peraturan Bupati Rejang Lebong tahun 2013, yang dipungut sesuai golongan kepangkatan seperti golongan I Rp10.000, golongan II Rp20.000, golongan III Rp30.000 dan golongan IV sebesar Rp50.000.
"Sampai sekarang kalangan PNS di Rejang Lebong cuma mau membayar zakatnya seperti yang diatur Perbup itu, paling tinggi Rp50.000 per bulan pada hal mereka sudah memegang jabatan eselon," katanya.
Untuk mengoptimalkan penerimaan Baznas ini pihaknya terus menyosialisasikan gerakan membayar zakat melalui kegiatan safari Jumat, maupun imbauan melalui media massa, pengumuman dalam bentuk selebaran dan pemasangan baliho yang berisikan iklan layanan membayar zakat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018
Wakil Ketua I Bidang Penghimpunan Zakat Baznas Rejang Lebong, Souvlenin Yusuf, di Rejang Lebong, Rabu, mengatakan penghimpunan zakat, infaq dan sedekah tersebut dalam periode Januari hingga Juli tahun ini.
Target yang ditentukan pihaknya pada tahun ini, kata dia, jauh lebih rendah dari sebelumnya, kendati pada 2016 lalu sempat mencapai tertinggi sebanyak Rp3,2 miliar. Namun pada tahun-tahun berikutnya penerimaan Baznas ini terus menurun.
Turunnya penerimaan Baznas Rejang Lebong tersebut karena wajib zakat di daerah itu didominasi oleh kalangan PNS, di mana salah satu penyebabnya ialah peralihan kewenangan pengelolaan SMA dan SMK dari kabupaten ke provinsi, sehingga kalangan guru yang biasanya membayar zakat di daerah tidak bisa lagi ditarik.
Selain itu, kalangan PNS di Rejang Lebong juga masih tidak mau membayar besaran zakat PNS seperti yang diatur dalam Perda Kabupaten Rejang Lebong No.9/2013, tentang Zakat PNS terutama yang telah menerima pembayaran gaji sesuai dengan harga emas saat ini atau berkisar Rp3,4 juta per bulan, dikenakan zakat sebesar 2,5 persen.
Sedangkan PNS yang gajinya kurang dari Rp3,4 juta dikenakan zakat yang penarikannya diatur berdasarkan Peraturan Bupati Rejang Lebong tahun 2013, yang dipungut sesuai golongan kepangkatan seperti golongan I Rp10.000, golongan II Rp20.000, golongan III Rp30.000 dan golongan IV sebesar Rp50.000.
"Sampai sekarang kalangan PNS di Rejang Lebong cuma mau membayar zakatnya seperti yang diatur Perbup itu, paling tinggi Rp50.000 per bulan pada hal mereka sudah memegang jabatan eselon," katanya.
Untuk mengoptimalkan penerimaan Baznas ini pihaknya terus menyosialisasikan gerakan membayar zakat melalui kegiatan safari Jumat, maupun imbauan melalui media massa, pengumuman dalam bentuk selebaran dan pemasangan baliho yang berisikan iklan layanan membayar zakat.
Editor : Musriadi
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018