Mukomuko (Antaranews Bengkulu) - Desa rawan penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, meminta dukungan dari DPRD setempat terkait anggaran untuk membeli alat ukur trombosit untuk puskesmas di wilayah itu.

"Kami akan minta dukungan DPRD setempat terkait anggaran untuk membeli alat ukur trabosit. Kami berharap ada alat ukur trambosit di puskesmas di wilayah ini," kata Kepala Desa Pondok Suguh Apandi Darwis di Mukomuko, Sabtu.

Pemerintah setempat Dinas Kesehatan tahun ini menetapkan Desa Pondok Suguh sebagai salah satu desa yang paling rawan penyakit DBD.

Apandi Darwin menyatakan, puskesmas di wilayah itu sudah memiliki sumber daya manusia yang bisa menggunakan alat tersebut. Selain itu puskesmas di wilayah itu sudah memiliki laboratorium.

Namun, puskesmas di wilayah tersebut belum memiliki alat untuk mengetahui apakah trambosit pasien DBD dari wilayah tersebut itu rendah atau tinggi.

Sehingga, banyak pasien DBD di daerah itu yang dirujuk ke RSUD Kabupaten Mukomuko, rumah sakit umum di Kota Bengkulu dan rumah sakit di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat.

Ia menyatakan, dalam bulan ini saja sedikitnya 21 orang warga masyarakat di desa tersebut yang diduga positif DBD dan telah dirawat di sejumlah rumah sakit di daerah itu, Kota Bengkulu dan Padang. 

"Dalam satu rumah saja ada dua hingga tiga orang yang terkena penyakit DBD," ujarnya.

Kalau dihitung selama tiga bulan terakhir, katanya, tidak kurang dari sebanyak 100 warga Desa Pondok Suguh yang terkena penyakit DBD.

Ia menyatakan, pemerintah desa setempat saat ini bergotong royong membersihkan lingkungan guna mencegah berkembangnya nyamuk penyebar virus demam berdarah dengue (DBD).

"Kami mengajak warga di desa ini bergotong royong membersihkan lingkungan guna mencegah berkembangnya nyamuk penyebar virus DBD," ujarnya.

Pihaknya melibatkan berbagai pihak, seperti dari TNI dan Dinas Kesehatan setempat untuk bergotong royong membersihkan lingkungan di wilayah itu.

Pewarta: Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018