Bengkulu (Antaranews Bengkulu) Pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Bengkulu mengirim tujuh orang relawan terlatih untuk membantu proses tanggap darurat bencana gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat9(NTB).
Ada tujuh orang tim relawan yang terlatih diberangkatkan untuk membantu masa tanggap darurat di Lombok, kata Ketua PMI Provinsi Bengkulu, Syukur Alwi di Bengkulu, Senin.
Ia mengatakan, tujuh orang relawan tersebut akan memperkuat pekerjaan kerelawanan yang dilakukan PMI di Lombok.
Para relawan tersebut, menurut dia, sudah dibekali pengetahuan dan memiliki pengalaman mumpuni dalam bekerja membantu masyarakat korban bencana.
Kami tentu berduka untuk relawan yang kehilangan nyawa saat bertugas, tapi itu menjadi motivasi semangat tim relawan untuk terus mengabdi, ujarnya.
Selain memberangkatkan tim relawan, PMI Bengkulu juga mengirim 300 paket perlengkapan sekolah bagi korban gempa di NTB.
Menurut Alwi, dedikasi para relawan PMI Bengkulu sudah ditunjukkan sejak bencana tsunami Aceh pada 2004 hingga sampai saat ini. Semangat para relawan untuk menolong korban bencana tidak pernah pudar.
Mereka selalu hadir ketika terjadi bencana dan konflik di daerah lain, tanpa memperdulikan agama, dan suku.
Untuk kebutuhan kerelawanan tersebut juga membuat PMI terus meningkatkan strategi pembinaan relawan melalui berbagai pendekatan dalam manajemen relawan dalam rangka meningkatkan sumberdaya manusia PMI yang profesional untuk melaksanakan pelayanan.
Dia menambahkan, telah terbit UU No. 1 tahun 2018 tentang Kepalangmerahan menjadi penyemangat para relawan PMI untuk berbuat lebih baik lagi dalam pekerjaan mengabdi bagi kemanusiaan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018
Ada tujuh orang tim relawan yang terlatih diberangkatkan untuk membantu masa tanggap darurat di Lombok, kata Ketua PMI Provinsi Bengkulu, Syukur Alwi di Bengkulu, Senin.
Ia mengatakan, tujuh orang relawan tersebut akan memperkuat pekerjaan kerelawanan yang dilakukan PMI di Lombok.
Para relawan tersebut, menurut dia, sudah dibekali pengetahuan dan memiliki pengalaman mumpuni dalam bekerja membantu masyarakat korban bencana.
Kami tentu berduka untuk relawan yang kehilangan nyawa saat bertugas, tapi itu menjadi motivasi semangat tim relawan untuk terus mengabdi, ujarnya.
Selain memberangkatkan tim relawan, PMI Bengkulu juga mengirim 300 paket perlengkapan sekolah bagi korban gempa di NTB.
Menurut Alwi, dedikasi para relawan PMI Bengkulu sudah ditunjukkan sejak bencana tsunami Aceh pada 2004 hingga sampai saat ini. Semangat para relawan untuk menolong korban bencana tidak pernah pudar.
Mereka selalu hadir ketika terjadi bencana dan konflik di daerah lain, tanpa memperdulikan agama, dan suku.
Untuk kebutuhan kerelawanan tersebut juga membuat PMI terus meningkatkan strategi pembinaan relawan melalui berbagai pendekatan dalam manajemen relawan dalam rangka meningkatkan sumberdaya manusia PMI yang profesional untuk melaksanakan pelayanan.
Dia menambahkan, telah terbit UU No. 1 tahun 2018 tentang Kepalangmerahan menjadi penyemangat para relawan PMI untuk berbuat lebih baik lagi dalam pekerjaan mengabdi bagi kemanusiaan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018