Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Universitas Hazairin, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, mencoba membentuk mahasiswa menjadi agen wisata desa melalui program partisipasi nyata dunia pendidikan dalam mendorong percepatan pembangunan perdesaan.
"Setiap tahun kami targetkan 500 mahasiswa bisa menjadi agen. Mereka bertugas mempromosikan berbagai potensi wisata perdesaan di Bengkulu," kata Rektor Universitas Hazairin, Yulfiperius, di Bengkulu, Selasa.
Peran ini menurut dia sangat penting, mengingat, salah satu kendala terbesar dari sektor pariwisata belakangan ini adalah aspek promosinya.
Pembangunan desa yang berbasis pada pariwisata akan berakhir sia-sia bila tanpa dukungan promosi.
Yulfi menyebutkan, pada masa sekarang ini, tidak lah susah untuk menjadi agen wisata, oleh karena teknologi informasi dan komunikasi telah berkembang pesat.
"Cukup membuat viral suatu destinasi melalui media sosial, hal itu membuat orang penasaran dan tertarik untuk mengunjunginya. Tugas ini akan kami sisipkan pada waktu kegiatan kuliah kerja nyata mahasiswa," tuturnya.
Sementara itu, Direktur BUMDes Tirta Mandiri Desa Ponggok, Kabupaten Klaten, Joko Winarno saat kegiatan Desa Membangun Indonesia Goes To Campus Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi di Universitas Hazairin, mengatakan sudah saatnya generasi milenial berbicara tentang desa.
"Desa sekarang potensinya begitu besar, banyak yang bisa dikembangkan, termasuk sisi pariwisata, kita mengajak generasi milenial mengeksplorasi itu, yang muaranya nanti, tentu pembangunan Indonesia," ujarnya.
Kolaborasi yang baik, menurut dia, akan membuat desa bertumbuh jauh lebih pesat bahkan bisa melebihi ekspektasi. Pemerintahan desa bertugas membangun potensi, BUMDes sebagai pengelola, dan generasi milenial serta masyarakat menjadi agen promosi potensi desa.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018
"Setiap tahun kami targetkan 500 mahasiswa bisa menjadi agen. Mereka bertugas mempromosikan berbagai potensi wisata perdesaan di Bengkulu," kata Rektor Universitas Hazairin, Yulfiperius, di Bengkulu, Selasa.
Peran ini menurut dia sangat penting, mengingat, salah satu kendala terbesar dari sektor pariwisata belakangan ini adalah aspek promosinya.
Pembangunan desa yang berbasis pada pariwisata akan berakhir sia-sia bila tanpa dukungan promosi.
Yulfi menyebutkan, pada masa sekarang ini, tidak lah susah untuk menjadi agen wisata, oleh karena teknologi informasi dan komunikasi telah berkembang pesat.
"Cukup membuat viral suatu destinasi melalui media sosial, hal itu membuat orang penasaran dan tertarik untuk mengunjunginya. Tugas ini akan kami sisipkan pada waktu kegiatan kuliah kerja nyata mahasiswa," tuturnya.
Sementara itu, Direktur BUMDes Tirta Mandiri Desa Ponggok, Kabupaten Klaten, Joko Winarno saat kegiatan Desa Membangun Indonesia Goes To Campus Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi di Universitas Hazairin, mengatakan sudah saatnya generasi milenial berbicara tentang desa.
"Desa sekarang potensinya begitu besar, banyak yang bisa dikembangkan, termasuk sisi pariwisata, kita mengajak generasi milenial mengeksplorasi itu, yang muaranya nanti, tentu pembangunan Indonesia," ujarnya.
Kolaborasi yang baik, menurut dia, akan membuat desa bertumbuh jauh lebih pesat bahkan bisa melebihi ekspektasi. Pemerintahan desa bertugas membangun potensi, BUMDes sebagai pengelola, dan generasi milenial serta masyarakat menjadi agen promosi potensi desa.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018