Rejang Lebong (Antaranews Bengkulu) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu, saat ini tengah fokus menangani kasus "stunting" atau gagal tumbuh dalam dua kabupaten di wilayah itu yang prosentasenya diatas 30 persen.

"Ada dua kabupaten di Bengkulu yang saat ini menjadi fokus nasional untuk penanganan stunting yakni Kabupaten Kaur dan Bengkulu Utara, prosentasenya secara nasional diatas 30 persen," kata Kepala Dinkes Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni saat berada di Rejang Lebong, Kamis.

Sedangkan untuk delapan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Bengkulu tambah dia, kasus stuntingnya dibawah 30 persen, meski belum sesuai dengan standar WHO yakni 20 persen namun dianggap sudah lebih baik.

"WHO sudah menetapkan suatu kabupaten atau kota terbebas dari angka stunting apabila prosentase di bawah 20 persen, sedangkan kabupaten/kota di Bengkulu belum sampai, namun sudah rata-rata dibawah 30 persen. Sedangkan secara nasional, angka stunting di Tanah Air masih dikisaran 37,5 persen," jelasnya.

Untuk menangani tingginya kasus stunting yang terjadi dalam dua kabupaten tersebut, pihak Kemenkes telah memberikan penanganan khusus sehingga bisa menekannya. Karena tingginya angka stunting ini akan mempengaruhi reputasi kesehatan masyarakat di suatu daerah.

Kasus stunting itu sendiri, sebutnya disebabkan oleh adanya gangguan gizi kronis sejak dalam kehamilan sampai usia dua tahun. Kemudian dikarenakan kekurangan asupan gizi, dan infeksi penyakit seperti TBCserta anemi pada ibu hamil.

Anak yang mengalami stunting atau gagal tumbuh ini, secara fisik dimana tinggi badannya tidak sesuai dengan umur. Selain itu juga akan berpengaruh terhadap masalah kecerdasan dan ketika dewasa akan rentan terhadap penyakit-penyakit menular," jelas dia.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018