Bengkulu (Antara) - Desa Pasar Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara berhasil membangun usaha produksi sepatu kulit dengan bermodalkan dana desa.

"Awalnya kami bangun BUMDes, setelah itu ada seorang warga kita yang punya keterampilan membuat sepatu, akhirnya kita kucurkan untuk usaha ini," kata Sekretaris Desa Pasar Kerkap, Kabupaten Bengkulu Utara, Nirwan Sahri, di Bengkulu, Minggu.

Tahap awal, BUMDes mengucurkan sekitar Rp30 juta sebagai modal produksi sepatu kulit ini, dan sekarang sudah berkembang cukup pesat, bahkan sudah beromzet ratusan juta rupiah.
   
"BUMDes berdiri Januari 2017, setelah itu datang saudara Yasin menawarkan produksi sepatu ini, dan  kita melihat itu sebagai peluang usaha yang cukup menjanjikan," kata dia.
   
Bahkan produk bermerek Budker 451 ini menjadi salah satu pelopor produsen sepatu di Provinsi Bengkulu. Hasil produksinya pun juga dipakai oleh sejumlah petinggi daerah.
   
"Ke depan kita berencana mendaftarkan hak kekayaan intelektualnya, dan mengembangkan pasarnya ke luar Provinsi Bengkulu," tutur Nirwan.
   
Sementara itu, perajin sepatu Budker 451, Tn Yasin menyebutkan komoditas buatannya itu berbahan kulit sapi. Setiap harinya ia memproduksi tiga pasang sepatu.
   
Sepatu Budker ini memiliki kualitas yang sangat baik dengan tawaran harga relatif terjangkau yakni sekitar Rp300-600 ribu per pasangnya.
   
"Saat ini, bahan sepatu masih kita datangkan dari Jawa, kalau nantinya dapat dukungan dari berbagai pihak termasuk pemerintah daerah kita inginnya produksi sendiri bahannya," sebut Yasin.
   
Dengan dukungan itu, Budker juga dapat mengembangkan produksi berbagai model, tidak hanya dari kulit sapi semata, tetapi juga berbahan komoditas kulit lainnya.
   
"Kedepannya kita juga akan merambah pembuatan sofa, spring bed, jok mobil dan tas kulit," ujarnya.
 

Pewarta: Boyke Ledy Watra

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018