Bengkulu (Antara news Bengkulu) - Anggota keluarga ES, korban pembunuhan sadis warga Kelurahan Tanjung Jaya Kota Bengkulu, meminta penegak hukum untuk menghukum mati RS, pelaku yang merupakan suami dan ayah dari dua anak korban.
"Saya serahkan semuanya ke pihak kepolisian tapi kami menginginkan pelaku dihukum mati," kata Sarno ayah korban saat ditemui di kediamannya di Bengkulu, Jum'at.
Menurutnya, pelaku memang sering melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) terhadap putrinya itu.
Sebelum pembunuhan terjadi, pelaku sering memukul, memaki, meninggalkan korban di jalan bahkan meludahi korban.
Baca juga: Warga Tanjung Jaya tewas diduga dibunuh suami sendiri
Menurut Sarno, awal mula terjadinya pembunuhan bukan dipicu masalah handphone melainkan kesalahanpahaman.
"Awalnya itu masalah dagangan pelaku yaitu cabe yang kata pelaku cabe yang berasal dari Kepahiang menjadi cabe yang berasal dari Bangka yang dimana cabe tersebut telah sedikit kering," katanya sambil menitikkan air mata.
Diketahui saat penjual mengantarkan cabe tersebut ke rumah, pelaku sedang berada di luar sehingga korban yang menerima cabe tersebut. Saat pelaku pulang ke rumah dan melihat kondisi cabe sudah hampir kering, pelaku pun emosi dan menyalahkan korban.
Korban kata Sarno mengenal pelaku hanya dalam waktu dua bulan sebelum memutuskan menikah. Hal tersebut yang membuat keluarga korban tidak mengetahui sifat asli pelaku.
Selain dikenal ringan tangan, pelaku juga dikenal sebagai penjudi serta peminum minuman keras.
Baca juga: Kronologi pembunuhan sadis suami terhadap istri di Tanjung Jaya
Ia menambahkan bahwa korban telah menikah dengan pelaku selama delapan tahun lebih dan dikaruniai dua anak yaitu perempuan dan yang terakhir berjenis kelamin laki-laki.
Sebelumnya, kejadian pembunuhan yang merenggut nyawa ES (29) warga Jalan Irian Kelurahan Tanjung Jaya Kecamatan Sungai Serut Kota Bengkulu, Kamis (21/2/2019) sekira pukul 12.00 WIB sempat mengegerkan masyarakat.
Sebab pelaku tidak hanya menghilangkan nyawa korban tapi juga mengambil paksa janin dari dalam kandungan korban.
Saat ini bayi laki-laki yang diambil dengan cara tak wajar dari perut ibunya itu dalam keadaan sehat dan berada dalam perawatan keluarga korban.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019
"Saya serahkan semuanya ke pihak kepolisian tapi kami menginginkan pelaku dihukum mati," kata Sarno ayah korban saat ditemui di kediamannya di Bengkulu, Jum'at.
Menurutnya, pelaku memang sering melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) terhadap putrinya itu.
Sebelum pembunuhan terjadi, pelaku sering memukul, memaki, meninggalkan korban di jalan bahkan meludahi korban.
Baca juga: Warga Tanjung Jaya tewas diduga dibunuh suami sendiri
Menurut Sarno, awal mula terjadinya pembunuhan bukan dipicu masalah handphone melainkan kesalahanpahaman.
"Awalnya itu masalah dagangan pelaku yaitu cabe yang kata pelaku cabe yang berasal dari Kepahiang menjadi cabe yang berasal dari Bangka yang dimana cabe tersebut telah sedikit kering," katanya sambil menitikkan air mata.
Diketahui saat penjual mengantarkan cabe tersebut ke rumah, pelaku sedang berada di luar sehingga korban yang menerima cabe tersebut. Saat pelaku pulang ke rumah dan melihat kondisi cabe sudah hampir kering, pelaku pun emosi dan menyalahkan korban.
Korban kata Sarno mengenal pelaku hanya dalam waktu dua bulan sebelum memutuskan menikah. Hal tersebut yang membuat keluarga korban tidak mengetahui sifat asli pelaku.
Selain dikenal ringan tangan, pelaku juga dikenal sebagai penjudi serta peminum minuman keras.
Baca juga: Kronologi pembunuhan sadis suami terhadap istri di Tanjung Jaya
Ia menambahkan bahwa korban telah menikah dengan pelaku selama delapan tahun lebih dan dikaruniai dua anak yaitu perempuan dan yang terakhir berjenis kelamin laki-laki.
Sebelumnya, kejadian pembunuhan yang merenggut nyawa ES (29) warga Jalan Irian Kelurahan Tanjung Jaya Kecamatan Sungai Serut Kota Bengkulu, Kamis (21/2/2019) sekira pukul 12.00 WIB sempat mengegerkan masyarakat.
Sebab pelaku tidak hanya menghilangkan nyawa korban tapi juga mengambil paksa janin dari dalam kandungan korban.
Saat ini bayi laki-laki yang diambil dengan cara tak wajar dari perut ibunya itu dalam keadaan sehat dan berada dalam perawatan keluarga korban.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019