Mataram, (ANTARA Bengkulu) - Ismiati (25), pembantu rumah tangga di kediaman Rektor Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Mataram H Lalu Said Ruhpina, di Kelurahan Monjok Timur, Kota Mataram, Nusa Tengggara Barat (NTB), ditemukan terkapar dan menyusul tewas akibat tindak pembunuhan.
"Pembantu itu ditemukan terkapar berlumur darah di kamarnya dan menyusul tewas pada Minggu (23/9) malam sekitar pukul 24.00 Wita. Melihat bekas luka tusuk di bagian dada kanan dan luka robek di tangan kanan, kuat dugaan korban tewas akibat tindak pembunuhan," kata Kapolsek Mataram Kompol Yunus Junaidi, di Mataram.
Ia mengatakan, pihaknya menerima laporan terbunuhnya pembantu rumah tangga di kediaman Rektor IKIP Mataram itu, pada Senin (24/9) pukul 00.30 Wita, dan langsung disikapi dengan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Dugaan sementara, pelaku pembunuhan hendak mencuri di kediaman rektor itu, karena kamar yang ditempati pembantu dan satu kamar lainnya tampak acak-acakan, barang-barang yang ada berserakan.
Namun, kedua kamar itu terpisah dari kamar utama pemilik rumah, dan orang yang hendak mencuri belum sempat mengutak-atik kamar utama.
"Barang bukti kejahatan yang ditemukan di TKP berupa sebilah pisau berlumuran darah, dan sandal yang diduga milik pelaku. Saat ini anggota saya masih di lokasi untuk mendalami kasus itu," ujarnya.
Yunus mengatakan, korban pembunuhan sempat dilarikan ke RSU Risa Sentra Medika untuk mendapatkan pertolongan, namun maut menjemputnya di tengah perjalanan.
Sementara ini, penyidik Polsek Mataram sudah memintai keterangan seorang pembantu lain di kediaman Rektor IKIP Mataram itu yang luput dari pembunuhan, setelah berupaya kabur saat insiden terjadi atas diri Ismiati.
Said Ruhpina sebagai pemilik rumah juga sudah dimintai keterangan, dan ia mengaku hanya kehilangan barang berupa satu unit laptop.
"Kami akan terus dalami kasus itu. Sementara ini fakta yang terungkap yakni adanya kasus pembunuhan, meski pelakunya belum teridentifikasi," ujarnya. (ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Pembantu itu ditemukan terkapar berlumur darah di kamarnya dan menyusul tewas pada Minggu (23/9) malam sekitar pukul 24.00 Wita. Melihat bekas luka tusuk di bagian dada kanan dan luka robek di tangan kanan, kuat dugaan korban tewas akibat tindak pembunuhan," kata Kapolsek Mataram Kompol Yunus Junaidi, di Mataram.
Ia mengatakan, pihaknya menerima laporan terbunuhnya pembantu rumah tangga di kediaman Rektor IKIP Mataram itu, pada Senin (24/9) pukul 00.30 Wita, dan langsung disikapi dengan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Dugaan sementara, pelaku pembunuhan hendak mencuri di kediaman rektor itu, karena kamar yang ditempati pembantu dan satu kamar lainnya tampak acak-acakan, barang-barang yang ada berserakan.
Namun, kedua kamar itu terpisah dari kamar utama pemilik rumah, dan orang yang hendak mencuri belum sempat mengutak-atik kamar utama.
"Barang bukti kejahatan yang ditemukan di TKP berupa sebilah pisau berlumuran darah, dan sandal yang diduga milik pelaku. Saat ini anggota saya masih di lokasi untuk mendalami kasus itu," ujarnya.
Yunus mengatakan, korban pembunuhan sempat dilarikan ke RSU Risa Sentra Medika untuk mendapatkan pertolongan, namun maut menjemputnya di tengah perjalanan.
Sementara ini, penyidik Polsek Mataram sudah memintai keterangan seorang pembantu lain di kediaman Rektor IKIP Mataram itu yang luput dari pembunuhan, setelah berupaya kabur saat insiden terjadi atas diri Ismiati.
Said Ruhpina sebagai pemilik rumah juga sudah dimintai keterangan, dan ia mengaku hanya kehilangan barang berupa satu unit laptop.
"Kami akan terus dalami kasus itu. Sementara ini fakta yang terungkap yakni adanya kasus pembunuhan, meski pelakunya belum teridentifikasi," ujarnya. (ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012