Sekitar 60 orang mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bengkulu menggelar aksi unjuk rasa di Sekitar Kawasan Simpang Lima Ratu Samban, Kota Bengkulu. 

Unjuk rasa ini merupakan buntut dari banyaknya penyelenggara Pemilu ditingkat KPPS yang meninggal usai penyelenggaraan Pemilu pada 17 April 2019.

Unjuk rasa berlangsung damai dimulai pada pukul 14.30 WIB. Massa mulai bergerak dengan berjalan kaki dari kampus 1 Universitas Muhammadiyah Bengkulu di Kelurahan Kampung Bali menuju kawasan Simpang Lima Ratu Samban.

Dalam orasinya, Ketua IMM Bengkulu Ikbal Hafsari menegaskan, Pemilu 2019 adalah Pemilu terburuk dalam sejarah Indonesia. 
 
Demo IMM Bengkulu. (Foto Antarabengkulu.com)

Pemilu 2019 dituding sebagai Pemilu yang paling banyak terjadi kecurang mulai dari tingkat bawah sampai dengan tingkat atas. 

Bahkan, Ikbal menuding ada sekelompok elit di negara ini yang sengaja mengacaukan Pemilu 2019 untuk kepentingan tertentu.

"Ada sekelompok elit bangsa ini yang sengaja merancang Pemilu ini agar kacau sehingga menguntungkan pihak tertentu," teriak Ikbal dalam orasinya, Jum'at.

IMM meminta pemerintah harus segera membentuk tim pencari fakta yang independen untuk mengungkap kecurangan dalam Pemilu 2019.

IMM Bengkulu juga meminta agar dilakukan otopsi terhadap jenazah KPPS yang meninggal karena kelelahan menyelenggarakan Pemilu.

Selain berorasi, massa IMM Bengkulu ini juga menggelar aksi teatrikal dengan memerankan simulasi pencoblosan.

Usai menggelar unjuk rasa, massa IMM Bengkulu ini langsung membubarkan diri dengan tertib.

Pewarta: Carminanda

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019