Mukomuko (ANTARA) - Pejabat Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menilai tradisi warga setempat yang gemar makan telur ikan "Mikih" menjadi salah satu penyebab semakin punahnya ikan tersebut.
"Kalau di Mukomuko tidak hanya daging ikan 'Mikih' saja yang enak dimakan tetapi telurnya juga, sehingga ikan tersebut tidak bisa berkembangbiak," kata Kepala Bidang Perikanan Budi Daya Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Mukomuko, Am Azbas Novyan, di Mukomuko, Senin.
Meskipun, kata dia, saat ini ikan "Mikih" di sejumlah sungai di daerah itu keberadaannya semakin langka, namun tidak mengurangi niat dari warga setempat untuk mendapatkan dagingnya terutama telur ikan tersebut.
"Karena memang telur ikan tersebut rasanya sangat enak jadi wajar saja warga setempat ingin sekali mendapatkannya," ujarnya.
Namun, kata dia, dibalik tradisi warga setempat yang gemar makan telur ikan "Mikih" tersebut, justru membuat habitat ikan yang endemik di Indonesia dan hanya ada di Mukomuko semakin punah.
"Warga jelas saja tidak begitu memikirkan kalau habitat ikan tersebut punah karena telurnya sering dimakan," ujarnya lagi.
Untuk itu, pihaknya akan mencoba mengembangkan ikan "Mikih" atau sejenis ikan belanak yang agar keberadaannya di daerah itu tidak punah.
"Memang kami sedang mencoba mengembangkan budi daya ikan 'Mikih', dengan melibatkan Balai Penelitian dan Pengembangan Budi Daya Air Tawar di Bogor," ujarnya.
Ia menerangkan, bahwa prediksi pihak Balai Penelitian dan Pengembangan Budi Daya Air Tawar di Bogor bahwa ikan tersebut hanya endemik di Kabupaten Mukomuko saja, dan ikan yang sejenis dengan ikan tersebut ada di luar negeri seperti di Australia.
"Kami sudah melihat sendiri ikan "Mikih" di Mukomuko memang sejenis dengan ikan 'Fish Bass' yang hidup di Autralia," ujarnya lagi.
Termasuk kata dia, ikan tersebut juga memiliki kesamaan dengan sejumlah ikan di negara lain namun nama-namanya saja yang berbeda, tetapi khusus di Indonesia, keterangan dari balai, ikan tersebut diprediksi hanya ada di Mukomuko.(ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Kalau di Mukomuko tidak hanya daging ikan 'Mikih' saja yang enak dimakan tetapi telurnya juga, sehingga ikan tersebut tidak bisa berkembangbiak," kata Kepala Bidang Perikanan Budi Daya Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Mukomuko, Am Azbas Novyan, di Mukomuko, Senin.
Meskipun, kata dia, saat ini ikan "Mikih" di sejumlah sungai di daerah itu keberadaannya semakin langka, namun tidak mengurangi niat dari warga setempat untuk mendapatkan dagingnya terutama telur ikan tersebut.
"Karena memang telur ikan tersebut rasanya sangat enak jadi wajar saja warga setempat ingin sekali mendapatkannya," ujarnya.
Namun, kata dia, dibalik tradisi warga setempat yang gemar makan telur ikan "Mikih" tersebut, justru membuat habitat ikan yang endemik di Indonesia dan hanya ada di Mukomuko semakin punah.
"Warga jelas saja tidak begitu memikirkan kalau habitat ikan tersebut punah karena telurnya sering dimakan," ujarnya lagi.
Untuk itu, pihaknya akan mencoba mengembangkan ikan "Mikih" atau sejenis ikan belanak yang agar keberadaannya di daerah itu tidak punah.
"Memang kami sedang mencoba mengembangkan budi daya ikan 'Mikih', dengan melibatkan Balai Penelitian dan Pengembangan Budi Daya Air Tawar di Bogor," ujarnya.
Ia menerangkan, bahwa prediksi pihak Balai Penelitian dan Pengembangan Budi Daya Air Tawar di Bogor bahwa ikan tersebut hanya endemik di Kabupaten Mukomuko saja, dan ikan yang sejenis dengan ikan tersebut ada di luar negeri seperti di Australia.
"Kami sudah melihat sendiri ikan "Mikih" di Mukomuko memang sejenis dengan ikan 'Fish Bass' yang hidup di Autralia," ujarnya lagi.
Termasuk kata dia, ikan tersebut juga memiliki kesamaan dengan sejumlah ikan di negara lain namun nama-namanya saja yang berbeda, tetapi khusus di Indonesia, keterangan dari balai, ikan tersebut diprediksi hanya ada di Mukomuko.(ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012